SALAH satu pakem paling baku dalam dunia intelijen adalah kemampuannya memegang rahasia. Teguh pegang rahasia negara merupakan salah satu sumpahnya. Bahkan, apa pun yang dia ketahui dan yang dia lakukan juga tak boleh bocor kepada keluarganya.
Membocorkan rahasia negara atau operasi intelijen merupakan pelanggaran serius. Hukuman berat siap menantinya. Karena itu, dalam dunia intelijen, ada semacam pemeo begini. Bohong itu biasa dan memang harus dilakukan demi sumpah pegang rahasia.
Namun, bohong itu bisa menjadi persoalan besar. Terutama kalau sudah menyangkut hati nurani dan kejujuran. Padahal bohong itu persis berseberangan dengan jujur.
Irak digempur atas tuduhan simpan senjata pemusnah massal
Konflik mendamaikan dua “kubu” saling kontradiksi inilah yang menimpa Katharina Gun (Keira Knightly). Meski bekerja di dunia intelijen, namun nurani Kathy kali ini lebih “bicara” karena dia melihat upaya “tidak jujur” dari pihak AS dan Inggris. Terutama upayanya menggiring suara di Dewan Keamanan PBB agar keluarlah resolusi mengecam Presiden Irak Saddam Hussein.
Tuduhannya serius yakni diam-diam memiliki senjata pemusnah massal. Karena “tuduhan” ini pula, Pasukan Koalisi pimpinan AS menggempur Irak, menggulingkan Saddham Hussein, dan kemudian membuat Irak porak-poranda seperti sekarang.
Dalihnya adalah untuk menghancurkan “senjata pemusnah massal” milik Irak. Namun, jatuhnya korban baik di Irak maupun di kalangan Pasukan Koalisi inilah yang membuat Kathy melanggar pakem. Sumpahnya sebagai spy untuk pegang rahasia dengan amat sadar dia langgar.
Persoalannya mendasar bagi Kathy. Inggris atas desakan AS dinilai tidak jujur menggiring suara PBB agar menggolkan resolusi melawan Irak. Tujuannya, perang itu legal dan “direkomendasikan” oleh PBB demi pemusnahan senjata kimia dan biologis Irak.
Dunia intelijen Inggris di GCHQ pun heboh. Termasuk The Observer, koran konservatif Inggris terbitan London.
Itu terjadi, setelah Kathy membocorkan dokumen memo National Security Agency (NSA) Amerika kepada tokoh anti perang. Berikutnya, sosok ini lalu menyerahkan dokumen asli itu kepada Martin Bright (Matt Smith), editor The Observer.
Human interests
Film Official Secrets (2019) ini menjadi menarik, karena delik-delik human interest yang sangat kental. Utamanya, perkawinan Kathy dengan Yasar, seorang imigran Irak asal Kurdi yang beda agama.
Lalu, upaya Inggris mendeportasi Yasar karena kasus pelanggaran sumpah jaga rahasia. Dan tentunya, konflik batin Kathy, ketika perbuatan nekadnya itu sampai membuat semua koleganya di GCHQ harus menjalani tes di hadapan lie detector. Untuk mencari tahu siapa pembocor dokumen rahasia kepada publik.
Kisah nyata
Official Secrets ini diambil dari kisah nyata. Dengan demikian, magnitudo pergolakan antara jujur dan bohong itu kian menggigit nurani.
Terutama ketika akhirnya kita tahu bahwa Irak di bawah Presiden Saddam Hussein ternyata tidak punya senjata pemusnah massal sebagaimana dituduhkan AS dan para sekutunya.
Juga, ketika perang yang meluluhlantakan Irak ini hingga kini juga meretas dampak serius di semua sektor yang juga belum selesai.
