Firman-Mu adalah Pelita Hidupku

0
513 views
  • Rabu, 29 Maret 2023
  • Dan. 3:14-20,24-25,28.
  • MT Dan. 3:52,53,54,55,56.
  • Yoh. 8:31-42.

HATI Ibarat sumber mata air, bila sumbernya kotor, maka kotorlah airnya, namun bila sumbernya bersih, maka bersihlah airnya.

Ternyata, hati tidak dengan sendirinya bersih, kita harus terus menerus menjaganya agar tidak tercemari.

Apa yang terisi dalam hati itulah yang keluar dalam tindakan.

Menilai seseorang berarti kita sedang melihat isi hatinya. Karena itu, untuk mengevaluasi dan menilai diri kita harus dimulai dari dalam hati kita sendiri.

Tetapi ada beberapa kendala ketika seseorang melakukan evaluasi, ketika menilai dirinya sendiri.

Kendala terbesarnya adalah adanya keakuan yang besar (ego), kesombongan diri, kemunafikan atau keengganan untuk berubah.

Diperlukan kerendahan hati untuk mengevaluasi diri.

Sering kali kita berpura-pura dan berusaha menutup-nutupi hati kita dengan berbagai upaya agar orang lain tidak tahu yang sebenarnya.

Tetapi Firman Tuhan mengingatkan, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati”

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

Yesus bersabda “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Hendaklah kita hidup sehati dan sepikir dengan Tuhan.

Kita dipanggil untuk menjadi murid yang sejati dengan cara berpikir, berbicara dan berbuat benar sesuai dengan firman Allah.

Kekuatan utama dari perilaku para murid Yesus adalah Firman Tuhan “FirmanMu adalah terang bagi jalanku dan pelita bagi kakiku”.

Jika kemudian ada pengikut Kristus yang tidak setia kepada Firman Tuhan dan dan berbicara serta bertindak tidak benar, maka sesungguhnya orang itu sedang hidup di perantauan iman.

Oleh karena itu kita butuh pertobatan untuk kembali kepada kebenaran Firman Tuhan.

Sabda Tuhan hari ini sangatlah cocok dengan situasi hidup kita yang sering kali berhadapan dengan berbagai kebohongan, kepura-puraan dan kesombongan.

Untuk itu, dengan tegas Tuhan Yesus mengingatkan kita, ”jika “Ya” katakan “Ya” dan jika “tidak” katakan “tidak” selebihnya berasal dari si jahat.

Jika kita tetap konsisten pada kebenaran, maka kebenaran itu akan membuat kita gembira sebagai anak- anak Allah.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menjaga hati dengan selalu berpegang pada Firman Tuhan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here