Fokus pada Tujuan

0
54 views
Ilustrasi - Berjuang meraih tujuan dan panggilan hidup. (Ist)

Jumat 16 Februari 2024.

  • Yes. 58:1-9a;
  • Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19;
  • Mat. 9:14-15.

SETIAP tindakan tentu memiliki tujuan dalam kehidupan ini. Dengan adanya prioritas, biasanya akan membuat kita lebih mudah untuk fokus pada tujuan.

Selain itu, kita tidak akan mudah terlena saat ada godaan di tengah perjalanan. Tujuan yang jelas akan membantu kita melangkah dan mengarahkan segala daya upaya kita. Namun, tak bisa dimungkiri, terkadang kita mengalami kesulitan dalam menyusun prioritas.

Diperlukan sikap bijak untuk memilah mana yang baik untuk dijadikan prioritas. Itulah mengapa, kita perlu mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk menggapai tujuan utama hidup kita.

“Belum lama ini aku bertemu dengan salah satu teman semasa kecilku,” kata seorang bapak.

“Dalam pertemuan tersebut dia curhat bahwa dia mengalami kondisi krisis, bukan finansial, tapi kehilangan tujuan hidup,” ujarnya.

“Dia mengeluh bahwa hidupnya terasa monoton, dan gaji besar sebagai menejer di salah satu perusahaan tidak membuatnya bahagia,” lanjutnya..

“Saya menyadari bahwa hanya keluarga yang membuatku mau berjuang kembali,” katanya waktu itu.

“Jika melihat isteri dan anakku, semangatku muncul dan kembali greget untuk bekerja keras,” paparnya.

“Sosok isteriku yang setia menjadi cahaya yang terletak di depan yang membimbing mata hatiku untuk fokus kembali pada kehidupan yang aku pilih,” ujarnya.

“Bagiku, semangat untuk menjalani hidup dan fokus tujuan hidup ibarat sepasang sandal jepit, jika salah satunya hilang maka tidak berguna sisi satunya,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Yesus adalah fokus utama kita dalam kemuridan ini. Maka doa, puasa dan beramal adalah jalan untuk semakin dekat dia memiliki Yesus dalam hidup ini.

Tindakan puasa hanya kita lakukan supaya hati dan jiwa kita semakin menemukan pedoman dalam kehendak Yesus.

Yesus mengajarkan makna dan tujuan terpenting puasa-pantang, seperti yang dibayangkan oleh Yesaya, bahwa kita diajak untuk semakin menunjukkan kasih kepada sesama: berbagi sukacita, perlindungan yang nyaman dan penyembuhan (pengampunan) dalam hidup bersama.

Yesus tidak ingin puasa-pantang menjadi semangat egosentris agar orang melihat betapa sucinya kita, betapa hebatnya kita, betapa pinternya kita, betapa benarnya feeling kita.

Untuk itu, kita tidak perlu merasa paling bisa, dan benar, namun melalui tindakan yang nyata dan sederhana kepada sesama, orang bisa melihat dan mengenal betapa baiknya Allah yang kita imani.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah fokus utamaku dalam masa prapaskah ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here