TANGGAL 4-7 Februari 2024 pekan lalu, para suster Novis dan Postulan Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE) bersama Para Frater Postulan OFM Conventual (OFMConv) mengikuti Kursus Dasar Kelompok Kitab Suci (KD-KKS). Berlangsung di Wisma St. Maximilianus Kolbe Delitua.
Kursus ini diberikan oleh Tim Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung Medan. Diwakili oleh Sr. Petronela Br. Karo KSSY dan Pak Omri Sinaga. Kursus Dasar ini diberikan dengan tujuan agar para frater dan suter-suster muda dapat menanamkan di dalam hati mereka benih-benih cinta membaca Kitab Suci. Sehingga apa yang pernah mereka peroleh itu nantinya dibagikan kepada semua umat.
Kursus ini dibuka dengan Ibadat Pembuka dipimpin oleh Sr. Petronela KSSY. Lalu, perkenalan dengan para suster dan para frater. Materi yang diberikan pun sangat beragam. Tentunya akan membangkitkan semangat para kaum muda calon religius ini belajar dan mendalami firman Tuhan melalui Kitab Suci.
Tiga prinsip
Di awal kursus, pemateri memberikan tiga prinsip dasar memahami Kitab Suci. Yakni, jangan memastikan yang belum pasti, jangan menafsir Kitab Suci menurut kehendak sendiri, dan setialah pada satu sumber yaitu Kitab Suci.
Ketiga prinsip ini menjadi pegangan dasar bagi setiap pembaca, sehingga Kitab Suci itu sungguh-sungguh berbicara bagi manusia.
Materi yang dibagikan di antaranya mendengarkan dan memahami berita. Tujuannya agar para frater dan suster dapat menemukan isi pokok dari berita yang dibagikan. Juga dijelaskan sejarah dan makna Kitab Suci bagi bangsa Yahudi dan mendalami sebuah kutipan.
Peserta kursus juga diperkaya dengan sesi sumbang-menyumbang diambil dari salah satu ayat Kitab Suci. Dari sesi ini, masing-masing peserta membagikan pesan yang didapat sehingga memperkaya makna kutipan tersebut.
Empat periode
Sesi berikutnya ialah penjelasan mengenai sejarah singkat perkembangan Kitab Suci. Di sesi ini, para frater dan suster diberi pemahaman tentang perkembangan Kitab Suci dari masa ke masa. Dibagi menjadi empat periode yaitu:
- Periode Bapa-bapa Bangsa.
- Periode Keluaran (Exodus) sampai penaklukan Tanah Terjanji.
- Periode Raja-raja.
- Periode Pembuangan dan sesudahnya.
Setelah sesi ini, dilanjutkan dengan Lectio Divina. Pada sesi ini, peserta diajak membaca dan merenungkan, kemudian men-syeringkannya ke kelompok.
Ada empat proses sesi ini yaitu: lectio (membaca), meditatio (merenungkan, bermeditasi), oratio (berdoa), dan contemplatio (diri masuk ke dalam ‘peristiwa’ di mana Yesus berkarya atau bersabda).
Di sesi terakhir kursus ini, para frater dan suster diminta untuk mencari ayat atau kutipan Kitab Suci yang berkesan bagi dirinya; biasa disebut “ayat emas”. Tujuannya ialah agar mereka mampu melihat dan mengambil pesan yang berkesan bagi diri sendiri dan kemudian bisa dibagikan kepada yang lain.
Kursus ini di tutup dengan rekreasi bersama seluruh peserta pursus, para pembina dan formator bersama Tim Komisi KD-KKS di Komunitas San Damiano, Novisiat FSE Delitua.
“Membaca Kitab Suci sama dengan memetik arti; bukan memberi arti. Memberi arti kepada Kitab Suci berarti mengisi Kitab Suci. Biarlah Kitab Suci yang mengisi kita”
PS: Artikel ini disiapkan oleh Sdr. Paul dan Sdr. Indra – keduanya Postulan OFMConv.