“Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.” (Luk 13, 29)
HARI-HARI ini media masih memuat komentar tentang pembongkaran rumah ibadah di Singkil, Aceh. Beberapa rumah ibadah dibongkar karena tidak mempunyai ijin.
Beberapa waktu yang lalu, peristiwa pembongkaran rumah juga terjadi di Kampung Pulo dan beberapa tempat lain di bantaran Kali Ciliwung. Pembongkaran rumah dilakukan untuk normalisasi Kali Ciliwung. Pembongkaran rumah merupakan peristiwa yang sering terjadi di banyak tempat.
Pembongkaran rumah dilakukan dengan berbagai macam alasan, seperti masalah perijinan, bangunan dianggap liar, bangunan sudah rusak dan membahayakan. Pembongkaran rumah dilakukan dengan sadar oleh pemiliknya, oleh warga setempat, pamong praja, pencuri atau segerombolan ekstremis. Rumah yang dibongkar akhirnya hancur; isi rumah turut hancur atau ada yang bisa diselamatkan. Dalam hal pembongkaran rumah, banyak orang protes dan berusaha mempertahankan rumahnya.
Pembongkaran atau kehancuran rumah memang tidak sama dengan kehancuran keluarga. Yang justru mengkawatirkan bukanlah pembongkaran atau kehancuran rumah, tetapi kehancuran keluarga. Rumah yang dibongkar dan hancur bisa dibangun kembali. Bahkan banyak orang rela mengeluarkan biaya banyak untuk membangun rumah yang lebih kokoh dan kuat. Rumah yang kokoh dan kuat bukanlah jaminan bahwa keluarganya juga kokoh dan kuat.
Banyak orang memiliki rumah yang besar, mewah, kokoh dan kuat; tetapi kehidupan keluarganya hancur berantakan: suami istri konflik terus menerus dan akhirnya berpisah; anak-anak tidak kerasan di rumah dan akhirnya menemukan kesenangan dalam obat-obatan atau pergaulan bebas.
Kehancuran sebuah keluarga kiranya lebih memprihatinkan dibandingkan dengan hancurnya sebuah rumah. Kehancuran keluarga terjadi karena datangnya pencuri. Pencuri bukan hanya berbentuk manusia, tetapi juga fasilitas dan sarana hidup. Gadget bisa mencuri kebersamaan, perhatian, waktu dan hati anggota keluarga, sehingga relasi mereka semakin renggang dan hambar. Sebuah bahaya telah mengancam keutuhan dan kekokohan bangunan keluarga.
Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)