Home BERITA Gara-gara Ikan Cupang, Jenli Imawan SCJ Jadi Pastor (4)

Gara-gara Ikan Cupang, Jenli Imawan SCJ Jadi Pastor (4)

0
Romo Gregorius Jenli Imawan SCJ ditahbiskan di Paroki St. Pius X Gisting, Keuskupan Tanjung Karang oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono Pr. (Ist)

CARA Tuhan memanggil orang agar mengikuti di jalur hidup bhakti menuju ke kekudusan untuk karya pastoral sebagai imam, bruder, dan suster memang tak jarang ‘aneh-aneh’. Tak disangka-sangka, kok bisa ‘kisah ceritanya’ seperti itu, begitulah orang beriman sering kali berdecak kagum atas ‘karya ilahi’ yang berlangsung dalam sejarah manusia.

Ini juga terjadi pada diri pastor tahbisan baru akhir Desember lalu: RP Jenli Imawan SCJ.

Pastor dari Kongregasi Imam Hati Kudus Yesus (SCJ) ini berasal dari Paroki St. Paulus Kota Gajah Lampung. Bersama dia, ikut ditahbiskan menjadi imam SCJ adalah RP Petrus Cipto Nugroho SCJ yang berasal dari ‘stasi terluar’ di wilayah paling selatan Paroki St. Perawan Maria Bunda Kristus Wedi. Juga, dua orang frater yang ditahbiskan oleh Uskup Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono Pr menjad diakon yakni Fr. Vincentius Anggoro Ratri SCJ dari Paroki St. Theresia Jambi dan Fr. Isidorus Didik Susanto SCJ dari Paroki St. Maria Tak Bernoda Tegalrejo.

Tahbisan imamat dan diakonat ini terjadi pada tanggal 25 Januari 2017 di Paroki Pius X di Gisting, Lampung Selatan dan dihadiri tak kurang oleh 120-an imam dan 2.500-an umat katolik setempat.

Baca juga:   Romo Petrus Cipto SCJ: “Berkat Secarik Kertas Doa Sederhana, Saya Jadi Pastor” (3)

Ikan cupang

Ketika melakukan misa perdana untuk kesekian kalinya bersama ‘putera daerah’ asal Paroki Wedi RP Petrus Cipto Nugroho SCJ di Gereja SPM Bunda Kristus Wedi awal Februari lalu, RP Gregorius Jenli Imawan SCJ mengungkapkan motivasi awalnya ingin menjadi imam. Di atas mimbar kotbah Paroki Wedi, Klaten, ini pastor yang berasal dari Kota Gajah di Provinsi Lampung ini menyampaikan refleksi kilas baliknya mengapa akhirnya dia masuk seminari untuk menjadi imam.

Jika ditanya soal panggilan imam, ikan cupang adalah jawabannya,” kata Romo Jenli menjawab Sesawi.Net pada tanggal 11 Februari 2017 lalu.

Romo Gregorius Jenli Imawan SCJ (kiri) bersama Romo Petrus Cipto Nugroho SCJ (kanan) saat misa perdana di Gereja St. Perawan Maria Paroki Wedi, 4 Februari 2017 lalu. (Ist)

Mengapa demikian?

“Ha itu erawal dari hobi beternak ikan cupang,” kata Romo Jenli.

Ia berkisah di atas mimbar kotbah di Paroki Wedi saat misa perdana itu bahwa saat dirinya masih anak dan remaja, ia sangat suka memelihara ikan cupang. Ikan-ikan aduan ini dia taruh di toples kaca dengan disisipi kertas di antara gelas-gelas kaca tersebut.

Pada saat duduk di kelas dua SMP di Kota Gajah, Lampung inilah, kata Romo Gregorius Jenli Imawan SCJ, di parokinya ada Pastor Suroyo Pr yang biasa dipanggil dengan sebutan nama keren: Romo Roy.

“Romo Roy Pr menjadi pastor rekan di Paroki St. Paulus Kota Gajah, Keuskupan Tanjungkarang,” kata Romo Jenli.

Seringnya perjumpaan antar mereka berdua dan terlebih karena kesamaan hobi memelihara ikan cupang itulah, bibit panggilan meretas tumbuh di hati Romo Jenli ‘remaja’.

“Saya sungguh hepi ketika sekali waktu saya mendapat hadiah buku dari Romo Roy Pr berupa sebuah buku tentang kiat-kiat memelihara ikan cupang,” kenang Romo Jenli.

Di akhir homili sharing iman tentang kisah panggilan hidup religiusnya, RP Gregorius Jenli Imawan SCJ lalu menyudahinya dengan sebuah ‘kesimpulan’.

“Perjumpaan dan karena kesamaan hobi pada ikan cupang itulah memperkenalkan saya pada jalan panggilan untuk menjadi imam. Bagi saya pribadi, rencana Tuhan itu kreatif. Ia memakai banyak cara untuk memanggil; bahkan cara yang dipakai bermula dari hal yang kecil dan sederhana,” ujarnya menyudahi homilinya di atas panggung kotbah di Gereja St. Perawan Maria Bunda Kristus Paroki Wedi – Klaten, pada awal Februari 2017 lalu.

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version