“’Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu,’ sabda Tuhan semesta alam. ‘Mereka akan habis sampai ke akar dan cabangnya.’” (Mal 4,1)
BEBERAPA waktu yang lalu, seorang pakar hukum dari Universitas Andalas, FA, menilai bahwa manuver Jaksa Agung pada kasus dugaan SMS bernada ancaman sudah berlebihan dan merupakan sikap gegabah dan responsif. “Saya kira Jaksa Agung tidak perlu gegabah atau terlalu cepat, begitu responsif untuk menanggapi masalah,” katanya.
Gegabah adalah sebuah sikap, dimana seseorang mengambil keputusan, membuat pernyataan atau melakukan tindakan tanpa membuat pertimbangan matang dan tanpa mempertimbangkan akibat yang akan muncul. Sikap gegabah sering disamakan dengan sikap sembrono, asal-asalan, ceroboh, kurang hati-hati, sembarangan, dan terburu-buru.
Sikap gegabah bisa terjadi dalam diri semua orang, baik pejabat atau orang biasa, orang muda atau dewasa, laki-laki atau perempuan, pimpinan atau karyawan. Bahkan ada sementara orang yang dikenal dengan ciri atau kebiasaan ini: terbiasa sembrono, asal-asalan, gegabah dan ceroboh. Malahan ada orang yang bersemboyan, “Hantam dulu, urusan belakangan.” Mereka cepat memutuskan dan mengambil tindakan, tanpa peduli akibat yang muncul atau tidak memperhitungkan dampak buruk yang bisa terjadi.
Sejak dini, orang tua selalu mengingatkan anak-anaknya agar mereka tidak bersikap dan bertindak “grusah-grusuh” atau sembrono; segala sesuatunya harus dipikirkan masak-masak. Sebuah nasehat yang mengingatkan agar keputusan, sikap, perilaku dan tindakan seseorang tidak menimbulkan masalah atau persoalan di kemudian hari; tidak menimbulkan dampak atau akibat buruk yang bisa merugikan diri sendiri, keluarga dan orang lain. Bahkan Maleakhi mengingatkan bahwa pada akhir jaman, orang-orang yang terbiasa bersikap, berperilaku dan bertindak gegabah atau sembrono, ceroboh, asal-asalan tidak akan mengalami keselamatan dan kebahagiaan, tetapi penderitaan, kematian dan kehancuran secara tuntas dan menyeluruh.
Dalam peristiwa dan pengalaman apa saja, saya pernah jatuh dalam keputusan, sikap, perilaku dan tindakan yang gegabah, sembrono, ceroboh dan asal-asalan, sehingga menimbulkan persoalan, masalah, kerugian dan akibat buruk lainnya? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)