Geliat Umat Stasi Pasar Kemis Tangerang, Kerja Bakti “Gugur Gunung” Pindahkan Bedeng

0
543 views
Ilustrasi: Geliat umat Stasi Pasar Kemis Tangerang dalam kerja bakti “gugur gunung” pindahkan Bedeng Aula Serba Guna. (Kukuh Hadi Santosa)

HARI Minggu, 5 Maret 2023 Lalu, ada momen bersejarah yang menarik bagi umat Stasi Santo Petrus Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Tentu saja peristiwa menarik ini layak ditulis.

Pasalnya, ratusan umat Katolik Stasi Santo Petrus Pasar Kemis Paroki Karawaci Tangerang melakukan gugur gunung (istilah Jawa untuk kerja bakti). Ini demi mempercantik areal bedeng stasi mereka.

Pekerjaan mereka pun tidak main-main. Karena harus  memindahkan dua gudang di belakang bedeng Aula Serba Guna (ASG) ke belakang.

Cara memindahkan gudang tersebut bukan dibongkar, melainkan diangkat secara beramai-ramai. Praktik tersebut bisa dikatakan sebagai aktualisasi budaya gotong royong yang merupakan “DNA” asli Nusantara.

Penampakan gudang sebelum dipindah dari depan. (Kukuh Hadi Santosa)

Rekaman audio-visualnya bisa diakses di bawah ini:

Gudang tersebut harus digeser ke belakang, mengingat pada lokasi itu akan didirikan gudang baru yang bersifat semi permanen. Secara beramai-ramai, umat bersatu menggotong bersama gudang yang ada dengan penuh semangat dan gembira.

Bahkan, tampak bahwa mereka semua seperti meneriakkan yel-yel untuk memancing semangat mereka bekerja.

Menurut keterangan Pastor Gereja Santo Agustinus Paroki Karawaci Romo Stefanus Suwarno OSC, awalnya masing-masing lingkungan dalam stasi diminta mengutus empat orang perwakilan untuk melakukan opera magna (kerja bakti) tersebut.

Namun, rupanya setiap lingkungan justru mengirim utusannya lebih dari empat orang.

Suasana gotong royong, setelah dua gudang berhasil dipindahkan. (Kukuh Hadi Santosa)

Bukan pertama kali

Lebih lanjut, rupanya penggeseran bangunan gudang ini bukanlah yang pertama dilakukan oleh

warga stasi. Sebelum bangunan ini menjadi gudang, bangunan inilah yang merupakan tempat ibadat warga stasi sebelum didirikan bedeng ASG yang lebih kokoh pada 2021.

Karena di lokasi itu didirikan bedeng ASG, maka bangunan lama digeser beberapa meter ke belakang dan dialihfungsikan menjadi tempat penyimpanan kayu dan perkakas kerja. 

Yohanes Karjo, warga stasi, berharap bahwa kegiatan gotong royong semacam ini adalah ujud rasa persaudaraan, kebersamaan dan kekompakan umat Stasi Santo Petrus Pasar Kemis dan tampak di setiap event; bahkan sebelum pandemi Covid-19. 

Menurut Karjo, umat  membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakan dan mau memelihara komunikasi sehingga umat bisa saling menghargai pendapat dan masukan dari pihak lain dengan bijaksana.

Selanjutnya harapannya adalah ke depan Stasi Santo Petrus akan berdiri dengan kokoh atas dasar fondasi kuat dari rasa kebersamaan dan gotong royong umatnya.

Bersinergi untuk kerja bakti angkat dan pindahkan bedeng. (Kukuh Hadi Santosa)

Harapan ke depan

Sementara itu, Andreas yang merupakan umat Wilayah Maria, berharap semoga Stasi Pasar Kemis menjadi Gereja yang hidup. Juga semakin melayani umat dengan senang hati dan semakin terjalin kekompakan di antara umat Stasi dengan aksi nyata.

“Tetap kompak dalam satu tujuan dan berpengharapan agar segera menjadi perhatian para pimpinan karena Stasi Santo Petrus sudah sangat membutuhkan tempat untuk beribadah, berkumpul, berkomunitas tanpa bayang-bayang kekekhawatiran,” demikian Iwan Tjokro menyampaikan pesan dan harapannya.

Siswanto, umat Wilayah Yoseph, berpendapat bahwa keadaan stasi saat ini merupakan pencapaian yang sungguh luar biasa. Kebersamaan umat dalam penataan atau pun dalam misa sungguh sangat guyub.

Sebagai umat, ia berharap tempat ini -Bedeng ASG- suatu saat bisa menjadi tempat ibadah yang legal yang memiliki izin resmi sebagai gereja.

Dengan berapi-api, Joko Kenthus menyampaikan pesan dan harapannya kepada penulis. Bahwa dengan semangat gotong royong dan kerjasama, disertai keikhlasan dan juga pengurbanan serta diiringi dengan doa, maka tidak hal yang mustahil: cita cita umat Stasi Santo Petrus akan segera terwujud menjadi tempat yang lebih layak dan nyaman untuk umat.

Tengah hari, umat beristirahat dan makan bersama dengan menu khas Bedeng ASG, yakni sayur lodeh, tempe, tahu, ikan teri, bakmi goreng dengan ditemani sambal yang sungguh nikmat menggoyang lidah.

Kontributor: Fr. Gabriel Mario L OSC dan Koekoeh Hadi Santosa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here