GEREJA Katolik St. Cornelius di Madiun, Jawa Timur, baru saja memperingati HUT-nya yang ke-120 tahun. Perayaan ini tepat akan jatuh pada tanggal 28 Juli 2017.
Momen ini digunakan oleh Gereja Katolik St. Cornelius untuk menggemakan dan mengungkapkan kecintaannya kepada Pancasila. Untuk menggunakan momentum itu, maka dibuatlah lagu khusus untuk menggemakan Pancasila.
Lagu ini diciptakan Fery Andrika dan Romo Alphonsus Boedi Prasetijo dan mengadopsi judul Duc In Altum atau “Bertolaklah Ke Tempat yang Lebih Dalam”. Judul ini sekaligus menjadi tema tema perayaan ulang tahun itu.
Demikian Vicaris Episcopalis (Vikep) Kevikepan Wilayah Madiun Romo Boedi Raden menjelaskan latar belakangnya.
Pemilihan tema “Duc In Altum” ini terkait pernyataan mendiang Paus Johannes Paulus II. Tema itu sangat relevan dengan kondisi saat ini di mana berkembang luas mentalitas yang menguntungkan pribadi tanpa komitmen ketika dunia menghadapi berbagai kesulitan. Oleh karena itu, mendiang Paus Yohanes Paulus II lalu menandaskan, syarat utama untuk “Duc in Altum” adalah memelihara semangat doa yang mendalam; tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi bagi semua bangsa tanpa memandang agamanya.
“Konteks Duc in Altum itu sebenarnya terkait dengan situasi Indonesia masa kini. Mentalitas menguntungkan diri sendiri jelas terlihat di mana orang hidup tanpa komitmen, ketika negara dan bangsa Indonesia berada dalam berbagai kesulitan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sekarang terlihat, bangsa Indonesia harus mengawalinya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan yang telah memberi Pancasila kepada bangsa Indonesia,” ujarnya.
Kewajiban kita
Oleh karena itu, menurut Romo Boedi Raden, adalah kewajiban Gereja Katolik dan umatnya di wilayah Kevikepan Madiun, untuk bangkit bersama-sama memelihara dan menjaga nilai-nilai luhur bangsa yang ada dalam Pancasila.
Kita semua yang hidup sekarang adalah pewaris yang bertanggung jawab kepada para pendiri bangsa atas terpelihara dan sekaligus tertanamnya nilai-nilai Pancasila terhadap generasi yang akan datang. Tidak ada motif lain bagi umat katolik, kecuali mempertahankan Pancasila dan sekaligus mendidik generasi mendatang yang kelak akan memimpin bangsa dan negara Indonesia.
“Uskup pribumi Indonesia pertama dan sekaligus Pahlawan Nasional adalah Mgr. Albertus Soegijapranata SJ. Almarhum Romo Kandjeng ini telah memberi nilai yang harus dilaksanakan oleh segenap umat katolik Indonesia dalam kaitannya hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” terang Romo.
Menurut Mgr. Soegijapranata SJ, umat Katolik Indonesia harus memegang dua nilai utama, yakni 100% warga katolik dan 100% warga negara Indonesia.
“Prinsip yang mengandung dua nilai itu tidak boleh dipisah-pisahkan dan harus menjadi kekuatan serta alasan bahwa umat katolik Indonesia harus membela Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Menjadi kewajiban umat Katolik seluruh Indonesia untuk membela negara,” tegas Romo Boedi Raden ini.
Ia juga berharap bahwa ada lagu cinta kepada Pancasila ini juga muncul dari umat kepercayaan lain. Dalam konteks ini, kata dia, pada akhirnya bangsa Indonesia akan mencintai Pancasila melalui budaya yang bisa dilakukan dengan berbagai versi.
Itu termasuk, jika ada ungkapan cinta kepada Pancasila dengan menggunakan bahasa daerah bisa menggunakan bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Papua, bahasa Dayak, Sulawesi dan lain-lain.
Syair lagu “Duc in Altum”
Lagu baru “Duc In Altum” ini secara khusus dipersembahkan bagi negara dan bangsa Indonesia.Demikian bunyi liriknya:
Hidup Menggereja
Jangan biasa-biasa saja
Dewasa di dalam iman
Pelayanan dan missioner
Jadi garam dunia
Bawa terang bagi sesama
Menghibur yang berduka
Tetap maju…tiada putus asa
Reff:
Ayo “duc in altum”
Apa arti dan maknanya?
Bertolaklah ke tempat yang dalam
Hiduplah dalam persekutuan
Ayo “duc in altum”
Apa arti dan maknanya?
Bangunlah persekutuanmu
Dalam iman, harapan dan kasih
Tuhan sangat cinta
Pada Negeri Indonesia
Bersatu di dalam cinta
Amalkanlah Pancasila
Ingatlah selalu “Pro Ecclesia et Patria”
Bagi Gereja dan Negara
Tuhan memberkati selamanya.
PS: Bahan artikel berita ini disediakan oleh Putut Prabantoro, alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1977.
Video jalan santai
Duc in altum
https://youtu.be/ZEqJYt_Guc8