Gema Suara di Lereng Deles

0
451 views
Ilustrasi - Suara bergema. (Ist)

Puncta 21.06.22
PW. St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
Matius 7: 6.12-14

WAKTU masih sekolah di SMP, kami sering naik ke Deles di lereng Gunung Merapi. Kami biasa jalan kaki dari rumah pagi-pagi buta menempuh jalan gelap sepanjang 30 km.

Sampai di lereng gunung kami berteduh di hutan pinus yang sejuk. Bekal dibongkar dan dimakan rame-rame. Sangat menyenangkan.

Di dekat hutan itu ada tebing terjal membentang cukup dalam dan luas. Kami suka berteriak di tebing itu. Suaranya menggema cukup jelas.

“Haloooooo…” suara kami seperti terbang. Gema itu menirukan seperti ada orang yang menyahut dari kejauhan sana, “Halooooo..”

“Kamu anak baik…” seperti ada orang di seberang sana yang berkata juga, “Kamu anak baik…”

Kalau saya bilang, “Joko jeleeekk…” Maka suara gema itu kembali menirukan, “Joko jeleeekk…”

Peristiwa kecil ini memberi pelajaran, apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita juga. Kehidupan akan memberikan kepadamu apa yang telah kamu berikan kepadanya.

Jika ingin mendapatkan kebaikan, maka berikanlah kebaikan. Jika ingin dicintai, maka tebarkanlah benih cinta.

Yesus berkata, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan Kitab Para Nabi.”

Kitab Suci mengarahkan kita menabur kebaikan agar kita nanti menuai kebaikan juga.

Tidak ada sesuatu yang serba kebetulan. Dunia mengatur segala sesuatunya dengan hukum sebab akibat, hukum tebar-tuai atau hukum gema.

Apa yang kita petik hari ini adalah hasil dari apa yang telah kita tanam sebelumnya.

Apa yang telah kita terima dari orang lain juga merupakan hasil dari apa yang telah kita berikan kepada mereka.

Ketika kita peduli pada teman, sering membantu kesulitan mereka, hadir pada saat-saat penting dalam kehidupan mereka, maka mereka juga akan hadir dan datang ketika kita membutuhkan.

Sebaliknya kalau kita gak pernah bergaul dengan teman, cuek dengan kesulitan mereka, gak mau peduli, hanya memikirkan diri sendiri, mengurung diri di rumah, maka saat kita membutuhkan, mereka juga tidak akan peduli.

“Apa yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah itu,” sabda Yesus.

Kalau kita ingin dihormati, maka hormatilah orang lain. Kalau kita ingin dibantu, maka bantulah mereka. Kalau kita ingin diperhatikan, maka perhatikanlah orang lain.

Mari kita menabur benih kebaikan agar kita juga menuai kebaikan. Makin banyak berkah dibagikan, makin banyak pula hasil yang kita panen kemudian.

Burung gagak terbang tinggi,
Menukik tajam di persawahan.
Kalau kita ingin dihormati,
Berikan juga penghormatan.

Cawas, menuai kebaikan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here