- Hari Biasa Minggu Paskah ke IV – Senin 13 Mei 2019.
- Bacaan Injil : Yohanes 10:1-10.
GEMBALA yang sejati dalam gambaran penulis Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) dan Injil Yohannes serta dalam gambaran Daud di Kitab Mazmur adalah seorang yang sangat perhatikan kawanan dombanya.
Relasi antara gembala dengan kawanannya yang sedemikian akrab/intim sehingga kawanan domba mengenali suara gembalanya, dan sang gembala hafal betul tiap-tiap domba yang ia gembalakan. Saat itubelum berkembang model pendataan kawanan domba, seperti sekarang ini.
Arahan sang gembala sudah pasti dituruti oleh kawanan domba, sebab kawanan domba merasa telah dirawat dengan sebaik-baiknya oleh sang gembala. Sang gembala tidak berada jauh dari kawanannya, nyaris setiap gerak kawanan ia pantau. Jika ada domba yang tercerai, buru-buru ia cari sampai ketemu (bahasa kerennya: Quaerere et salvum facere).
Itu karena sang gembala berada dekat dengan kawanan, maka mereka merasa aman tenteram.
SJ dibubarkan
Mari kita membaca kisah saat Ordo Serikat Jesus dibubarkan sehingga anggota mereka di berbagai tempat di Eropa diusir, ditolak, dicekal bahkan dipaksa untuk meninggalkan Serikat.
- Sebuah dekrit yang diterbitkan oleh Marquis of Pombal (Perdana Menteri Portugal) pada tahun 1759 melarang aktivitas Serikat Jesus di Portugal.
- Disusul kemudian pada tahun 1764, Serikat Jesus di Perancis juga dicekal.
Di masa–masa suram seperti ini, Superior General SJ Pater Lorenzo Ricci SJ bertindak sebagai gembala bagi rekan-rekannya yang terusir dan dikejar-kejar di sana-sini.
Ia mengajak rekan-rekannya itu untuk tetap bersatu dalam kawanan seraya memberi penghiburan dan peneguhan bagi mereka.
Sebagai gembala utama dalam Serikat Jesus kala itu, Pater Ricci SJ mengambil tanggungjawab besar demi keberlangsungan Serikat yang sedang mengalami masa-masa sulit.
Demikianlah figur gembala sejati, tampil di tengah-tangah kawanan ketika sedang dalam persoalan.
Gembala palsu
Lain halnya dengan gembala palsu. Kawanan domba yang ia gembalakan tak lebih sebagai objek eksploitasi (bahasa kasarnya: domba perahan). Kawanan domba hanya diambil manfaatnya untuk kepentingan si gembala, sedang kebutuhan kawanan domba dipenuhi dengan cara sekenanya saja.
Nabi Yehezkiel menyampaikan kepada kita, betapa Tuhan Allah kecewa dengan gembala-gembala Israel yang telah menjadikan kawanan domba gembalaannya sebagai objek eksploitasi, keluhan dan penderitaan kawanan domba tidak dihiraukan.
Allah menilai para penggembala Israel itu tidak becus mengurus kawanan domba yang Tuhan Allah percayakan kepada mereka (Yeh 34:1-8).
Maka dari itu, Allah lalu mengambil prakarsa untuk menggembalakan sendiri kawanan dombaNya dan memecat gembala-gembala jahat itu (Yeh 34:10).
Kaum berjubah dan pelecehan seksual
Beberapa waktu lalu terbetik kabar tidak mengenakkan dalam kancah pergaulan Gereja Semesta, di mana sejumlah oknum berjubah ditengarai melakukan tindak pelecehan terhadap anak-anak. Bahkan konon, sejumlah oknum berjubah yang senior dengan sengaja mendiamkan dan lalu menutupi kabar ini demi menjaga martabat suci sebagai imam.
Seiring bergantinya pimpinan puncak pengembalaan di bawah Paus Fransiskus — paus pertama Jesuit, maka ,kabar miring ini pun lalu direspon dan ditindak lanjuti sehingga dicopotlah sejumlah nama tenar dari tugas penggembalaan.
Menelaah bacaan Injil hari ini dan pesan dari Kitab Nabi Yehezkiel tadi, seakan menyiratkan pesan bahwa: Gembala bagi kawanan dombanya adalah penjaga, pemimpin, pemelihara, perawat. Dan kawanan domba itu diamanatkanAllah sendiri kepadanya untuk digembalakan (lih : Yoh 21:15-17).
Sebagaimana Sang Gembala Agung yang kehadirannya membawa hidup dan kelimpahan (Yoh 10:10), hendaknya demikian pula para gembala penerusNya hadir di tengah kawanan dombanya.B