Gembala Tulus vs. Gembala Fulus

0
220 views
Gembala yang baik

SALAH satu pesan Injil Yohanes 10: 11-18 hingga kini masih relevan. Sabda Yesus benar. Ada gembala sejati, ada pula gembala imitasi.

Gembala sejati memberikan nyawanya untuk domba-dombanya (Yohanes 10: 11). Sedang gembala palsu yang hanya mencari duit, ketika melihat serigala menerkam dombanya, lari terbirit-birit.

Orang bisa menemukan gembala itu dalam pelbagai konteks. Dalam keluarga, misalnya. Umumnya orangtua melindungi anak-anaknya. Aku berbahagia dan bersyukur boleh mengalami itu dari orangtuaku.

Bukankah tidak semua anak mengalaminya?

Dalam gereja, gembala itu tampak dalam para pemimpinnya. Bila gembalanya mencintai dan memperhatikan domba-dombanya, tentu mereka merasa bahagia.

Sebaliknya, bila gembala mengabaikan domba-dombanya dan membiarkan mereka diterkam musuh, tentu mereka menderita, sedih, dan mengeluh.

Dalam percakapan dengan teman dari suatu gereja di Hong Kong, aku mendengarkan keluhan tentang gembalanya. Kini, banyak penduduk Hong Kong yang ber-emigrasi. Gembala gerejanya juga melakukan yang sama.

Sayangnya, gembala itu pergi begitu saja; meninggalkan umat yang digembalakannya. Rupanya, motivasi ekonomi dan jaminan hidup menjadi alasan utama beremigrasi.

Demi alasan ekonomi, dia meninggalkan jemaatnya.

Sebagian pelayanan gerejani sekarang juga bertarif. Hampir semua diukur dengan uang. Umat yang miskin sering tidak bisa menikmati pelayanan itu.

Apakah di sana masih ada gembala sejati yang melayani?

Kita bersyukur, masih ada banyak gembala yang melayani dengan tulus hati. Namun, ditemukan pula gembala imitasi pada zaman ini.

Gembala yang mencari kesejahteraannya sendiri dan meninggalkan domba-dombanya terbengkelai dan dimakan serigala. Ada gembala tulus, ada gembala yang fokus mencari fulus.

Senin, 1 Mei, 2023
Peringatan Santo Yusuf, pekerja

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here