“GEMBALAKANLAH OMK-Ku”.
Begitulah tema pertemuan para ketua Komkep Keuskupan Se-Indonesia. Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr telah membuka acara ini dengan penjelasan tema yang diinspirasikan dari Yoh 21:17 tersebut. Acara ini berlangsung di Rumah Doa Guadalupe Duren Sawit, Jakarta Timur dan diikuti oleh 56 orang peserta (wakil-wakil dari 37 keuskupan).
Acara hari pertama diisi dengan sharing per region membahas topik berikut ini:
- Kegembiraan dan harapan;
- Duka dan kecemasan;
- dalam pendampingan OMK di Keuskupan masing-masing.
Mgr. John Phillips Saklil Pr berkenan membuka perayaan ekaristi pembukaan. Uskup Diosis Timika ini memberi pengantar misa dengan menyampaikan pertanyaan reflektif.
Santa Agatha yang diperingati bertepatan dengan hari pembukaan rapat pleno di hari itu, demikian kata Mgr. Saklil, sungguh berkomitmen: bersedia menyerahkan keprawanannya untuk Tuhan, terkait dengan pendamping orang muda.
Lalu, pertanyaanmya: dimana komitmen pendamping OMK?
Mgr. John memberi homili berdasarkan kisah anak Yairus dan wanita yang mengalami pendarahan (Mark 5:21-43). Lewat mukjijat-Nya, Yesus membuat orang bisa mengerti bahwa iman itu menyelamatkan. Para penggiat komkep ditantang untuk membawa orang muda supaya benar-benar memegang iman sebagai hal yang menyelamatkan.
Ini sungguh tantangan: dapatkah para pendamping OMK mengantar OMK sehingga OMK mampu mengatakan bahwa: “imanku itu menyelamatkan”, “segala kegiatanku digerakkan dan dituntun oleh iman”?
Romo Dwi Harsanto (Sekretaris Komkep KWI) memberi simpul-simpul sharing kegembiraan-harapan dan duka-kecemasan yang dialami oleh OMK di banyak keuskupan:
Kegembiraan dan harapan:
- Keluhan soal pendanaan berkurang;
- Indonesian Youth Day banyak disebut sebagai event pembawa berkah untuk dinamika OMK;
- Besarnya semangat para ketua Komkep.
Duka dan kecemasan:
- Di berbagai tempat, masih ada saja pastor paroki yang kurang mendukung kegiatan OMK;
- Soal relasi dengan PMKRI yang musti diperjelas;
- Soal iman: pengetahuan, pengakaran, pengungkapan, perwujudan yang merosot;
- Kegiatan OMK yang hanya sebatas gerak ke dalam;
“Soal duka dan kecemasan ini, kapan ini mesti dihentikan? Bukan menunggu tahun depan, tetapi ini akan kita bahas dalam pertemuan pleno ini,” ungkap Romo Santo.
Pertemuan Hari I tersebut akan digali lebih lanjut besok (hari kedua), dipertajam dengan masukan dari Mgr John Phillips Saklil, Felix Iwan Wijayanto, dan Rm Ipong SJ (moderator).
Photo credit: Indonesian Youth Day 2012 (Dok. Komisi Kepemudaan KWI)