DALAM kegalauan “tawar-menawar” itu, saya selalu kembali kepada motivasiku bertolak ke Palangkaraya untuk menemukan “tempat yang lebih dalam”. Dalam hati, saya berharap bisa segera kembali mendapati semangat baik, yakni berbagi lima roti dan dua ikan kepada sesama.
Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk berbagi. That’s it! Hanya itu! Tidak lebih. Dengan membagi milik kita, maka akan banyak yang bisa dilakukan kepada sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel itu. Berbagi merupakan hal yang biasa, namun akan menjadi luar biasa dimana semangat berbagi ini dimiliki oleh semua orang.
Semangat berbagi inilah yang sejujurnya harus menjadi “roh” kesetiaan kita kepada Tuhan. Saya harus jujur bahwa seringkali saya tidak setia menjalani semangat itu.
Gerakan lima roti dan dua ikan saat ini telah sampai ke segala penjuru dunia. Semangat ini telah menggelorakan dunia yang penuh dengan ketidakadilan. Sekarang saatnya, kita bergerak lebih cepat lagi untuk terus berbagi dengan lingkungan sekitar. Sebagai generasi muda Gereja, saatnya sekarang kita bersatu dan bergerak dalam kesatuan untuk terus memuliakan nama Tuhan dengan semangat berbagi.
Ad maiorem Dei gloriam (Untuk semakin besarnya kemuliaan Tuhan).
Richardus Indra Gunawan, pekerja sosial di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.