Gereja itu Umat, bukan Tempat (1)

0
2,436 views

PERNAH terjadi, terjemahan  KHK (Kitab Hukum Kanonik)  untuk paroki adalah tempat. Menariknya, paham itulah yang hidup sampai hari ini. Syukurlah terjemahan KHK yang sekarang sudah dikoreksi. Paroki adalah jemaat, umat Allah. (KHK 515)

 

Sebenarnya tanpa perlu belajar KHK pun, mestinya orang harus memahami,  Gereja adalah umat. Sebab itulah yang diajarkan Yesus sampai wafatNya. Bagi Yesus, Gereja adalah  setiap orang yang melakukan kehendak Bapa (Bdk. Mat 12:49-50). Bagi Yesus,  umat sama sekali bukan tempat. Bukan umat Yeriko, umat Kana, umat Yerusalem, demikian seterusnya.

Umat beriman

Yang ingin dibangun Yesus adalah jemaat atau umat  beriman.

Beriman berarti berbuat. Berbuat bagi Yesus berarti membebaskan orang dari segala belenggu: kurang percaya diri, kerasukan setan, bisu, tuli, lumpuh, lepra, dan segala penyakit, bahkan kematian.  Berbuat berarti  menyembuhkan yang sakit, menghidupan yang mati, melepaskan dari cengkeraman roh.   Kalau saja ditarik ke zaman ini, semua hal itu bukannya berkurang, melainkan justru makin canggih bentuknya.

Orang yang lumpuh, buta, tuli, sakit, hatinya adalah terlalu banyak. Mereka yang kerasukan setan, sampai tak kenal diri, tak kenal manusia ada terlalu banyak. Mereka yang mati dan perlu dihidupkan pun ada banyak. Pun pula makin banyak orang yang sudah mati rasanya.  Karena panggilan untuk melakukan apa yang dilakukan Yesus di  zaman ini makin banyak nyata.

Sayangnya, untuk menanggapi panggilan Yesus tersebut dibutuhkan umat yang tangguh. Umat yang orientasi, mindset-nya adalah perbuatan. Dan rasanya akan sulit ditemukan umat yang demikian, jika orientasi para pengikut Yesus adalah peribadatan. Apalagi kalau peribadatan menjadi satu-satunya ukuran untuk menilai kwalitas seorang pengikut Yesus, seorang umat Tuhan di zaman ini. (Bersambung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here