Puncta 9 Oktober 2024
Rabu Biasa XVII
Lukas 11: 1-4
TERLETAK di atas Bukit Zaitun, Gereja Bapa Kami (Latin: Pater Noster) dibangun kembali dari reruntuhan oleh Tentara Perang Salib tahun 1440. Waktu dipugar kembali, mereka menemukan plakat marmer bertuliskan teks Doa Bapa Kami dalam Bahasa Ibrani dan Yunani.
Di tempat itu ada sebuah gua yang dipercaya sebagai tempat yang digunakan oleh Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami kepada murid-murid-Nya.
Sekarang situs ini dipelihara oleh Ordo Karmel. Untuk mengenang peristiwa Yesus mewariskan Doa Bapa Kami, di sepanjang selasar dinding gereja dipasang doa itu dalam berbagai bahasa.
Ada kurang lebih 130 bahasa dari berbagai benua; termasuk, Bahasa Indonesia, Jawa, Batak, dan Sunda.
Doa Bapa Kami adalah doa warisan langsung Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Yesus menyebut Allah sebagai Bapa. Ungkapan itu menunjukkan relasi kedekatan Yesus dengan Allah. Allah digambarkan sebagai Bapa yang mengasihi anak-anaknya.
Tujuan Doa Bapa Kami yang pertama adalah memuliakan dan memuji Allah. Allah itu Mahakuasa. Di hadapan-Nya, kita ini bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. Maka tak ada hal yang lebih pantas daripada memuliakan Allah sebagai Bapa.
Kita memohon agar “datanglah Kerajaan-Mu.” Kerajaan Allah bukan soal wilayah kekuasaan, tetapi suasana Allah yang merajai semesta alam. Suasana Allah yang meraja itu digambarkan dengan suasana damai, tentram, makmur, dan aman sentosa.
Dalam pewayangan, dalang menceritakan suasana Allah yang meraja itu dalam prosa seperti ini; “Nagara kang panjang punjung, pasir wukir loh jinawi gemah ripah karta raharja. Loh tulus ingkang sarwa tinandur, jinawi murah kang sarwa tinuku, gemah kang lumaku dagang, rinten dalu tan ana kendhate, lebet tan ana sangsayaning dalan.”
Allah yang meraja itu terwujud dalam suasana damai, tentram, aman, murah, dan lancar kehidupan.
Yesus juga mengajarkan peri hidup baik dengan sesama dengan saling mengampuni satu sama lain. Pengampunan adalah wujud nyata kita dikuasai oleh Kerajaan Allah. Dengan saling mengasihi dan mengampuni kita menghadirkan Kerajaan Allah.
Mari kita wujudkan doa yang tiap saat selalu kita daraskan. Jangan cuma dihapalkan.
Membeli mangga di Salatiga,
Diberi bonus buah mengkudu.
Datanglah Kerajaan-Mu ya Bapa,
Kuasailah kami dengan kasih-Mu.
Wonogiri, semoga Allah merajai hati kita
Rm. A. Joko Purwanto, Pr