Gereja Rumah Kita

0
194 views
Tim Nasional Senior Indonesia

Bacaan 1: Ef 2:19-22

Injil: Yoh 20:24-29

Akhir-akhir ini penampilan Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia sungguh membanggakan. Saat diumumkan bakal bertanding melawan juara dunia Argentina, banyak orang skeptis dan membayangkan Timnas menjadi lumbung gol seperti biasanya.

Nyatanya, Timnas tampil trengginas. Meski kalah namun kebobolan “hanya” dua gol termasuk diluar dugaan banyak orang bahkan beberapa kali membahayakan gawang lawan.

Namun demikian ada saja orang “nyinyir”, itu karena banyak pemain naturalisasi.

Ada pemain naturalisasi murni non Indonesia tetapi sebagian besar adalah keturunan Indonesia. Mereka dianggap tidak asli lokal sehingga “tidak dianggap Indonesia” oleh sebagian orang, sebuah pandangan yang salah.

Mau lokal, setengah lokal atau non lokal, ketika sudah menjadi warga negara Indonesia maka mereka adalah anak bangsa Indonesia. Berjuang bersama untuk Indonesia.

Dalam peneguhannya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menyampaikan bahwa meski mereka bukan orang Yahudi asli (“Bangsa Terpilih”) namun oleh pembaptisan sudah sah sebagai anak-anak Allah.

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”

Itulah makna “Gereja”, persekutuan orang – orang beriman sebagai umat dengan Tuhan Yesus Kristus adalah kepalanya.

Tidak perlu minder karena bukan orang Yahudi asli, Tuhan Yesus pun tidak murni Yahudi.

Sebagai “Anak Daud” (keturunan), Raja Daud yang kakeknya adalah Obed anak dari Boas (Yahudi) dan istri Boas adalah Ruth, perempuan Moab. Seakan Allah ingin mengatakan bahwa sedari awal Ia tidak membuat sekat-sekat genetik dalam darah manusia.

Dalam baptisan, tidak ada lagi Yahudi dan non Yahudi.

Bersama Kristus, kita bukan lagi orang asing. Melalui salib-Nya kita telah dipersatukan sebagai keluarga Allah yang disebut “Gereja”.

Maka penting untuk selalu berada dalam persekutuan.

Thomas sempat meninggalkan persekutuan (Gereja Perdana) sehingga ia tidak percaya Tuhan Yesus telah bangkit. Dalam iman katolik, “Kebangkitan Badan” adalah mutlak sebab jika tidak percaya maka sia-sialah imanmu.

Ketika Thomas kembali ke persekutuan, ia percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit.

“Ya Tuhanku dan Allahku!”

Pesan hari ini

Meski kita bukan Yahudi dan tidak pernah berjumpa dengan Tuhan Yesus secara fisik namun percaya bahwa Ia adalah Tuhan, Sang Juru Selamat.

Kita dipersatukan sebagai “Gereja, rumah kita bersama” dimana Kristus adalah “Kepalanya”.

“Keluarga adalah satu-satunya tempat kita belajar tentang arti sebuah kebersamaan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here