KEUSKUPAN Tanjung Selor di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar prosesi tahbisan imamat bukan di Gereja Katedral Tanjung Selor. Tapi di gereja stasi luar kota dengan jarak tempuh kurang lebih 1,5 jam perjalanan.
Itu pun masih harus diwarnai hari-hari “mendebarkan” lantaran banyak terjadi hujan deras, tanah longsor, dan jalan berlumpur. Ketika harus menempuh perjalanan dari Tanjung Selor menuju Gereja St. Fransiskus Assisi.
Itu adalah nama gereja baru di Stasi Silva Rahayu di mana telah digelar penerimaan Sakramen Imamat bagi Diakon Markus Ngatun Suparno Pr.
Peristiwa besar di Stasi Silva Rahayu
Ini sungguh menjadi satu peristiwa besar untuk Stasi Silva Rahayu, Kabupaten Bulungan, Keuskupan Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara atau Kaltara.
Tanggal 18 Mei 2022 -hari Rabu lalu- Stasi Silva Rahayu mendapat gereja anyar. Benar-benar anyar, karena gereja ini baru saja diresmikan. Oleh Wakil Bupati Kabupaten Bulungan Ingkong Ala dan Uskup Keuskupan Tanjung Selor Mgr. Paulinus Yan Olla MSF.
Kisah sukacita ini masih berlanjut di Stasi Silva Rahayu, hari Kamis petang, tanggal 19 Mei 2022 kemarin. Jelang datangnya malam. Karena ada “peristiwa besar” di Gereja St. Fransiskus Assisi Stasi Silva Rahayu berupa Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen imamat – upacara tahbisan imam baru.
Ini sungguh menjadi sumber sukacita banyak orang – terutama Umat Katolik Stasi Silva Rahayu di luar kota Tanjung Selor ini.
Dan inilah kisah selengkapnya.
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, maka kamu akan berbuah.”
Kutipan naas Kitab Suci ini menjadi semacam tagline untuk motto tahbisan imamat bagi Diakon Markus Ngatun Suparno Pr yang hari Kamis jelang malam kemarin menerima Sakramen Imamatnya dari Uskup Penahbis Mgr. Paulinus Yan Olla MSF.
Menjadi kegembiraan dan sukacita bagi Diakon Markus Ngatun Suparno tentu saja, karena sejak tahun 2021 dia sudah “ngendon” di Stasi Silva Rahayu ini. Untuk menjalani Tahun Diakonatnya, sebelum akhirnya boleh menerima Sakramen Imamat dan ditahbiskan menjadi imam.
Sukacita itu semakin membuncah bagi Diakon Markus Ngatun Suparno Pr dan segenap umat Stasi Silva Rahayu. Lantaran, tugas khusus untuk “mengawal” proses pembangunan gereja baru itu akhirnya berhasil dia laksanakan dengan tuntas dan bisa selesai tepat pada waktunya.
Benar sekali. Diakon Markus Ngatun Suparno akhirnya berhasil membantu merampungkan proyek pembangunan Gereja Stasi St. Fransiskus Assisi Silva Rahayu. Dan puncak kegembiraan massal itu telah terjadi hari Rabu siang lalu: peresmian gereja stasi oleh Wakil Bupati Kabupaten Bulungan Ingkong Ala dan Uskup Mgr. Paulinus.
Seminari Menengah St. Yosep Tarakan
Saat-saat sebelum tahbisa imamatnya, Diakon Markus Ngatun Pr juga masih merangkap tugas dan jabatan sebagai ekonom untuk Seminari Menengah Santo Yosep Tarakan.
Harap tahu saja, lokasi antara “pusat kota” Tanjung Selor dengan Tarakan itu dipisahkan oleh laut.
Butuh waktu sekitar satu jam “berlayar” dari Tanjung Selor menuju Tarakan dan begitu pula sebaliknya. Usai berlayar mengarungi lautan, maka kapal dengan kapasitas muatan penumpang sekitaran 30 orang akan menyusuri aliran sungai besar.
Uskup Mgr. Paulinus Yan Olla MSF mengaku sangat puas dengan kinerja Diakon Markus Ngatun saat menjabat ekonom seminari.
“Bagus, laporan keuangannya bisa detil dan rapi,” ungkapnya Mgr. Paulinus atas sosok imam diosesan baru Keuskupan Tanjung Selor, Kaltara ini. (Berlanjut)