Home BERITA Gereja St. Yusuf Pekerja Paroki Gondangwinangun Klaten: 60 Tahun Gereja, 20 Tahun...

Gereja St. Yusuf Pekerja Paroki Gondangwinangun Klaten: 60 Tahun Gereja, 20 Tahun Paroki

0
59 views
Peserta rekoleksi dalam rangka pesta hut 60 tahun Gereja St. Yusuf Pekerja dan 20 tahun Paroki Gondangwinangun, Klaten. (FX Juli Pramana)

INI perayaan syukur atas perjalanan 60 Tahun sebagai Gereja dan 20 tahun sebagai paroki.

Gereja Santo Yusuf Pekerja Paroki Gondangwinangun, Klaten, Jawa Tengah, mengungkapkan rasa syukur atas 60 Tahun sebagai Gereja dan 20 tahun sebagai paroki. Didasarkan pada spiritualitas Santo Yusuf, umat paroki mengadakan kegiatan syukur.

Selain perayaan ekaristi bertepatan dengan hari pelindung Santo Yusuf tanggal 1 Mei 2024, Paroki Gondangwinangun menggelar berbagai kegiatan dan merenungkan spiritualitas Santo Yusuf sebagai pelindung gereja dan paroki.

Meneladan spiritualitas Santo Yusuf Pekerja

Kisah Santo Yusuf masih banyak yang tersembunyi. Dari pengalaman rohani yang cukup panjang dalam Gereja Katolik, Santo Yusuf layak ditempatkan sebagai orangtua rohani selain Bunda Maria.

Yusuf taat pada Allah: Bapak Yusuf menyelamatkan Anak dan isteri ke Mesir by Nikolay Andreyevich Koshelev (1840-1918).

Permenungan dalam rangka 20 tahun Paroki Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Klaten hendak menghayati keteladanan Santo Yusuf Pekerja. Kitab suci memberi gambaran tentang Yusuf Pekerja; di antaranya:

  • Kepatuhan Santo Yusuf menerima kehendak Allah (Mat 1: 24)
    • Pekerja Keras, Santo Yusuf dikenal sebagai tukang kayu yang cerdas dan berdedikasi kerja yang tinggi (Mat.13: 55).Rendah hati, meskipun perannya sangat penting dalam kehidupan Yesus, Santo Yusuf dikenal dengan kerendahan hatinya (Lukas 2 :5).Kesetiaan: Santo Yusuf dikenal dengan kesetiaanya pada rencana Allah  meskipun dalam keadaan sulit (Mat 1: 25).Pelindung: Santo Yusuf melindungi, merawat Bunda Maria dan Yesus menunjukkan cinta dan pengabdiannya (Mat 2:14)
  • Pengurbanan: Santo Yusuf melakukan pengurbanan demi keamanan dan kesejahteraan keluarganya. (Mat.2: 15).

Tema yang diangkat dalam perayaan tahun ini: “Bersama Santo Yusuf Pekerja, Umat Gondang semakin Gumreget, Gumregah, Gumregut sehingga Paroki Gondang semakin Gumebyar dan Gumelar bagi umat dan masyarakat.”

Semangat melayani

  • Gumreget: Momen permenungan untuk memupuk perasaan yang lebih dalam terhadap pelayanan berdasar spiritualitas Santo Yusuf Pekerja.
  • Gumregah: Peningkatan kualitas hidup menggereja dan berparoki dengan cara menghidupi Spritualitas Santo Yusuf Pekerja, semangat untuk menjadi lebih baik.
  • Gumregut: Membentuk jejaring antar generasi, estafet dalam nuansa iman yang bergairah.
  • Gumebyar: Membawa segenap umat pada sukacita iman yang penuh semangat dan optimisme baru dalam perjalanan pelayanan oleh umat beriman, saling menjadi berkah dan sinar bagi semua makhluk.
  • Gumelar: Menjadi bagian dari elemen kebangsaan untuk selalu mengambil peran terbuka saling merangkul dalam relasi yang berperikamanusiaan dan bermartabat.
Pesta kenduri dengan segenap warga lokal Minggiran Utara RW 04 dekat Gereja St. Yusuf Pekerja Paroki Gondangwinangun, Klaten, dalam rangka pesta HUT ke-60 gereja dan HUT ke-20 paroki. (FX Juli Pramana)

Kenduri bersama warga

Menandai rasa syukur atas perayaan pesta nama Santo Yusuf Pekerja, selain dilakukan perayaan ekaristi pada 1 Mei 2024, sehari sebelumnya diadakan kenduri. Kenduri dalam tradisi masyarakat Jawa merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan.

Sabtu 30 April 2024, Paroki Santo Yusuf Pekerja mengadakan kenduri bersama warga Minggiran Utara RW 4 Plawikan, Jogonalan, Klaten. Tampak hadir dalam kenduri ini Kepala Paroki Gereja Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun Romo Robertus Hardiyanto Pr, Pengurus DPPH, pemuka agama, perangkat desa, dan warga serta umat.

Rangkaian acara syukur

Pada hari Minggu 1 Mei 2024, saat perayaan Ekaristi dilakukan pemberkatan alat-alat kerja. Setelah perayaan Ekaristi diadakan Rekoleksi Keluarga dengan tema “Merawat Iman” yang diikuti pasutri.

Umat peserta rekoleksi dalam rangka pesta HUT 60 tahun Gereja St. Yusuf Pekerja, HUT ke-20 Paroki Gondangwinangun, Klaten. (FX Juli Pramana)

Pembimbing rekoleksi Romo Robertus Hardiyanto Pr – Pastor Kepala Paroki Gondangwinangun. Hadir mengikuti rekoleksi 110 orang yang terdiri dari 60 KK yang berasal dari 29 lingkungan. Rekoleksi ini akan diadakan tujuh kali pertemuan dengan penyelenggara Tim Pelayanan Pendamping Keluarga Paroki.

Kesan peserta rekoleksi, mereka sangat senang dan mengatakan berkesan sekali, karena banyak berkisah dan bercerita tentang pengalaman atau kesaksian iman selama mereka membangun kehidupan berkeluarga sampai saat ini. Poin penting dari rekoleksi ini adalah memperbaik komunikasi keluarga, kehidupan doa dalam keluarga, keterlibatan keluarga di gereja maupun di masyarakat.

Rangkaian acara syukur yang diagendakan tanggal 30 April 2024 sd. 21 Juli 2024. Di antaranya juga akan diselenggarakan berbagai lomba olahraga: badminton, tenis meja dan voli, jalan sehat, Christian pop song, karaoke untuk lansia, sarasehah spiritualitas Santo Yusuf, donor darah dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Gereja Santo Yusuf Pekerja Paroki Gondangwinangun, Klaten, Jawa Tengah. (FX Juli Pramana)

Berawal dari rumah joglo

Tahun 1963 menjadi tonggak sejarah kelahiran Gereja di Dukuh Minggiran, Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten.

Tahun 1964 bangunan kecil di atas tanah terdapat bangunan joglo. Bangunan tersebut diberkati dan dijadikan sebagai kapel. Dengan peristiwa kepemilikan dan pemberkatan ini, kegiatan ibadat dan kegiatan-kegiatan kegerejaan semakin intensif dilaksanakan.

Tahun 1969-1970 rumah joglo direhab dan dimodifikasi sedemikiari rupa sehingga lebih layak sebagai gereja. Pada Bulan Juni 1970, kapel yang sudah selesai direhab, diberkati, dan memilih Santo Yusuf Juru Karya sebagai Pelindung Gereja Gondangwinangun.

Tahun 1973 Gereja Gondangwinangun menjadi Gereja Stasi yang menjadi bagian Reksa Pastoral Paroki SPM Bunda Kristus Wedi. Tahun 1980, Paroki SPM Bunda Kristus Wedi mengubah pola sentralisasi menjadi desentralisasi sehingga Stasi Gondang mendapat pendampingan para pastor yang berkarya di Paroki SPM Bunda Kristus Wedi.

Pastor Kepala Paroki St. Yusuf Pekerja Gondangwinangun Romo Robertus Hardiyanto Pr bersama pemimpin agama, perangkat desa, dan Pengurus DPPH saat kenduri bersama warga lokal Minggiran Utara RW 04 dalam rangka pesta HUT ke-60 gereja dan HUT ke-20 paroki. (FX Juli Pramana)
Pastor Kepala Paroki Gondangwinangun Romo Robertus Hardiyanto Pr melakukan pemberkatan alat-alat karya sebagai lambang meneladan karya Santo Yusuf Pekerja. Di antaranya alat pertukangan, alat tulis, laptop, kamera, palu, arit, dan gergaji. (FX Juli Pramana)

Menjadi paroki

Gagasan untuk menjadi paroki muncul pertama kali pada tahun 198O, ketika diselenggarakan audiensi dengan Bapa Kardinal Yustinus Darmayuwana Pr.

Tahun 1985, Paroki SPM Bunda Kristus Wedi menerapkan sistem kepengurusan “pancapramana” yaitu kepengurusan dewan paroki yang terdiri dari pengurus-pengurus stasi yang ada di Paroki SPM Bunda Kristus Wedi. Model ini semakin mempertegas Paroki SPM Bunda Kristus Wedi sebagai paroki federatif. Sejak saat itu, kepengurusan stasi lebih diberdayakan karena lebih mirip dengan kepengurusan sebuah paroki.

Pada Tahun 1998, gagasan sebagai paroki muncul lagi secara lebih serius. Gagasan ini ditanggapi secara positif oleh Presidium Dewan Paroki SPM Bunda Kristus Wedi. Tanggapan tersebut kemudian disikapi oleh para Pengurus Dewan Stasi Gondangwinangun. Tanggapan lebih kongkrit menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan keparokian. Persiapan-persiapan tersebut berupa pembangunan jemaat dan pembangunan sarana fisik.

Audiensi uskup dengan umat

Tahun 2000, keinginan untuk menjadi paroki disampaikan kepada Bapak Uskup Keuskupan Agung Semarang waktu itu: Mgr. Ignatius Suharya. Disampaikan saat audiensi beliau dengan wakil umat setelah penerimaan Sakramen Krisma di Gereja Stasi Santo Yusuf Juru Karya Gondangwinangun. Waktu itu, Bapak Uskup memberi lampu hijau, tetapi masih ada kendala yaitu jumlah imam yang sangat terbatas.

Sejak tahun 2001 keinginan dan persiapan untuk menjadi paroki semakin intensif diupayakan.

Mulai Januari 2003, persiapan Stasi Gondangwinangun menjadi paroki diagendakan dalam Rapat Presidium Dewan Paroki SPM Bunda Kristus Wedi. Sejak itu, segala persiapan dilaporkan kepada Dewan Paroki.

Salah satu langkah yang ditempuh oleh Dewan Stasi Gondangwinangun adalah mengajukan permohonan secara resmi kepada Uskup Agung Semarang dengan harapan Uskup berkenan menanggapi dan meluluskan serta meresmikan Gereja Stasi Santo Yusuf Juru Karya Gondangwinangun menjadi paroki.

1 Mei 2004 menjadi paroki

Permohonan itu diterima dan Gondangwinangun resmi menjadi Paroki pada 1 Mei 2004 dengan berlindung pada Santo Yusuf Pekerja. Saat mulai berdiri, Paroki St. Yusuf Pekerja Gondangwinangun sudah mempunyai 12 Lingkungan dan 3 Wilayah.

Dalam perkembangannya sekarang di tahun 2024, Paroki Gondang mengalami pemekaran lingkungan dan wilayah dan terakhir terdiri dari 29 lingkungan dan 7 wilayah. Sedangkan kepengurusan Dewan Paroki telah mengalami enam periode.

Peribadatan di gereja ini sudah dimulai sejak Tahun 1964 ketika rumah joglo diberkati untuk peribadatan.

Syukur atas rahmat Tuhan yang memelihara Gereja Santo Yusuf Pekerja Gondangwinangun.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here