Renungan Harian
Selasa, 21 Juni 2022
PW. St. Aloysius Gonzaga
- Bacaan I: 2Raj. 19: 9b-11. 14-21. 31-35a. 36.
- Injil: Mat. 7: 6. 12-14.
BEBERAPA hari yang lalu ada berita yang amat memprihatinkan terjadi di Bandung. Berita itu berkaitan dengan adanya dua orang bobotoh (pendukung kesebelasan Persib) yang meninggal dunia. Karena ikut berdesak-desakan saat hendak masuk stadion. Hanya mau menyaksikan pertandingan kesebelasan kesayangan mereka Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya.
Soal bagaimana persisnya peristiwa yang memakan korban itu belum jelas betul, karena masih dalam penyelidikan pihak yang berwajib.
Namun ada dugaan adanya sejumlah orang yang tidak mempunyai tiket memaksa masuk stadion untuk melihat pertandingan dengan menjebol salah satu pintu masuk. Sehingga peristiwa itu menyebabkan adanya desak-desakan penonton yang tidak bisa dikontrol.
Kejadian itu menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Dalam sebuah berita, pihak keluarga salah satu korban bercerita. Bahwa korban sampai rela menabung agar dapat membeli tiket untuk melihat pertandingan.
Cerita keluarga korban ini menimbulkan keprihatinan dan kepiluan. Orang yang punya niat baik menonton pertandingan dengan cara yang baik (resmi) -bahkan karena keterbatasannya harus menabung- tetapi justru menjadi korban akibat ulang sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab.
Sekelompok orang yang memaksakan kehendak atau mungkin menghalalkan segala cara untuk memenuhi atau mendapatkan apa yang diinginkannya.
Kisah menyedihkan tentang adanya sekelompok orang yang memaksakan kehendak untuk melihat pertandingan atau pertunjukan dengan cara llegal sehingga memakan korban sudah amat sering terjadi.
Tentu ada banyak penilaian tentang kejadian seperti itu.
Ada yang mengatakan bahwa banyak orang hendak menonton tetapi tidak mempunyai uang untuk membeli tiket. Ada juga yang mengatakan mempunyai uang, tetapi kehabisan tiket dan bahkan ada yang membuat penilaian. Bahwa itu fenomena kesenjangan sosial dan sebagainya.
Apa pun itu yang pasti ada tindakan-tindakan pemaksaan kehendak secara ilegal.
Di dalam kehidupan sehari-hari selalu saja ada kejadian-kejadian di mana seseorang memaksakan kehendaknya. Hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara-cara yang tidak baik atau tidak seharusnya. Atau, bahkan menghalalkan segala cara amat sering terjadi dan dijumpai.
Hal itu seringkali terjadi karena kesulitan untuk menempuh cara yang semestinya. Cara yang semestinya amat sulit. Dan banyak orang tidak mau berjuang atau malas berjuang sehingga mencari jalan pintas dan ujungnya membawa petaka.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius, menegaskan bahwa jalan menuju kehidupan harus diperjuangkan dengan luar biasa.
Jalan menuju kehidupan tidak bisa ditempuh dengan jalan pintas dan hanya mengandalkan pemaksaan kehendak.
Jalan pintas yang menggiurkan hanya akan menghantar pada kesesatan.
“Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya.”