Godaan Pewarta: Mewartakan Diri Sendiri

0
189 views

Bacaan 1: Kol 1:24 – 2:3
Injil: Luk 6:6-11

Dalam bacaan hari ini secara gamblang Rasul Paulus mengatakan:

“Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.”

Demikian peneguhan Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose yang didirikan oleh Epafras. Saat itu jemaat sedang diganggu para “pewarta palsu”. Orang-orang yang mencoba mengganggu iman jemaat dengan ajaran-ajaran sesat.

Mereka mengajarkan hikmat (kehormatan) duniawi juga ajaran sesat tentang penyembahan alam semesta.

Penulis surat Kolose mengingatkan agar jemaat tetap setia dengan ajaran rasuli karena jemaat telah mati lewat pembaptisan dan hidup tersembunyi dalam Allah bersama Kristus.

Sebagai pewarta harus mau menderita bersama Kristus, melengkapi penderitaan-Nya. Dan bukannya malah mencari kehormatan diri. Menyisipkan kisah-kisah hidup dalam pewartaan harus tulus bertujuan membantu umat dalam memahami Firman-Nya dan bukan agar “dipandang”

Fokus pewartaan haruslah Kristus dan bukan pewartanya.

Firman Allah yang diwartakan adalah sebuah “rahasia” yang merupakan kehadiran Kristus dalam diri jemaat.

Para ahli Taurat dan kelompok Farisi sebagai pengajar iman sepertinya tergelincir dalam hikmat duniawi. Mestinya mereka paham siapakah Yesus itu dan apa misi-Nya.

Namun, kehadiran Yesus di dunia dianggap sebagai ancaman bagi penurunan popularitas mereka. Takut tidak dianggap lagi dan ditinggalkan oleh para jemaatnya.

Mereka mewartakan Firman agar dihormati dan dipandang oleh jemaat. Saat berhadapan dengan Yesus, fokus mereka bukan lagi mendengarkan “Firman Hidup” (Tuhan Yesus) melainkan bagaimana cara membinasakan-Nya.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.

Dalam sebuah ibadat mestinya fokus pada kerohanian, memikirkan bagaimana berbuat baik dan mengasihi sesama namun mereka justru memikirkan kebinasaan. Inilah yang dikritik Yesus kepada mereka:

“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?”

Pesan hari ini

Setiap umat katolik memiliki “panggilan sebagai nabi”, siap mewartakan Kristus dengan tulus dan bukan malah mewartakan dirinya sendiri.

“Kristus harus semakin Besar sedangkan diriku haruslah semakin kecil.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here