Puncta 10 Maret 2025
Senin Prapaska I
PW. St. Skolastika, Perawan
Markus 6: 53-56
DI ATAS nisan marmer warna merah di kompleks makam umum Tembok Gede, Surabaya, ada tertulis: “Di sini beristirahat dengan tenang SOEDJARWOTO SOEMARSONO (GOMBLOH).”
Tertera tanggal lahir dan tanggal kematian di bawahnya.Ia dikenal sebagai Gombloh nama beken keartisannya.
Kendati dia sudah terkenal di seluruh Indonesia dengan lagu-lagu legendarisnya, namun Gombloh tetap dekat dan peduli dengan wong cilik.
Di mana-mana dia disambut sebagai artis top, terkenal. Tetapi kehidupannya tetap sederhana dan suka menolong mereka yang kesulitan.
Pernah ia membeli sujumlah BH untuk dibagikan kepada para PSK di Gang Dolly dengan honor manggungnya. Ia juga pernah ”menebus” seorang PSK keluar dari dunia malam dan memberinya modal untuk membuka warung di desanya.
Kendati sudah menjadi bintang, tetapi Gombloh tidak tercabut dari wong cilik yang memberinya inspirasi dalam berkarya. Ia tetap dekat dan menolong kesulitan mereka.
Yesus mulai dikenal oleh banyak orang. Kemana pun Dia pergi selalu diikuti orang banyak. Orang-orang ingin berjumpa dengan-Nya dan ingin menjamah jumbai-Nya. Yesus layaknya seorang selebritis yang di kelilingi banyak fans.
Walau sudah jadi orang terkenal, namun Yesus tidak menjauh dari masyarakat banyak, apalagi wong cilik, miskin, sakit dan menderita.
“Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.”
Popularitas tidak menghalangi Yesus bertindak dengan belas kasih dan belarasa. Marilah kita tetap mengasihi dan peduli pada sesama dalam kondisi apa pun.
Jalan sehat di taman kota,
Bertemu penyanyi dari Ibukota.
Jika kita mengasihi sesama,
Jangan membeda-bedakan mereka.
Wonogiri, kasih tanpa pamrih
Rm. A. Joko Purwanto, Pr