MISA ketiga hari Minggu 6 November 2016 pukul 10.00 di Gereja Santa Theresia di Menteng, Jakpus, kali terasa beda. Umat yang hadir mendekati jam misa tampak bingung karena melihat pintu samping telah ditutup dan petugas misa mempersilakan mereka hanya bisa duduk di kursi bawah tenda yang telah disediakan. Ada acara apa, dalam hati mereka bertanya-tanya.
Rupanya hari ini Paroki Santa Theresia menerima kunjungan istimewa dari 26 Uskup seluruh Indonesia yang mempersembahkan misa konselebrasi untuk mendukung Gerakan Orang Tua Asuh Seminari alias GOTAUS. Setiap tahun GOTAUS memang rutin menyelenggarakan Misa Konselebrasi untuk mengajak umat lebih peduli dan semakin giat berbagi mendukung seminari sebagai jantung Gereja.
Misa Konselebrasi GOTAUS setiap tahun berpindah dari paroki ke paroki lain di Keuskupan Agung Jakarta dan selalu berlangsung di bulan November bertepatan dengan Sidang Tahunan KWI dimana semua Uskup dari seluruh Indonesia dipastikan hadir. Paling tidak sekitar 25 Uskup dari total 37 Uskup (baik yang masih aktif maupun sudah pensiun alias emeritus) di Indonesia hadir di tiap Misa Konselebrasi.
Kesediaan para Uskup untuk mendukung GOTAUS di sela-sela kesibukan mengikuti sidang tahunan KWI yang berlangsung maraton itu tentunya karena mereka benar-benar mengapresiasi program mendukung seminari yang dilakukan GOTAUS sejak 15 tahun lalu.
Konselebran utama kali ini adalah Mgr. Ludovicus Simanullang OFMCap (Uskup Keuskupan Sibolga) yang kini menjadi Ketua Komisi Seminari KWI dan secara ex officio menjadi pelindung GOTAUS. Ia didampingi Mgr. AM Sutrisnaatmaka MSF (Uskup Keuskupan Palangka Raya) dan Mgr. Henricus Pidyarto O.Carm (Uskup Keuskupan Malang).
Setelah Injil dibacakan oleh Mgr. Henricus Pidyarto O’Carm, Mgr. Sutrisnaatmaka MSF memberi homili dan mengajak umat yang hadir untuk mendukung GOTAUS dengan cerita rekaannya.
Homili dengan kisah cerita
Uskup ahli misiologi lulusan Universitas Kepausan Gregorian di Roma ini lalu memulai ceritanya. Kata dia, ada dua orang yang dia temui dalam mimpinya.
Dua bapak tersebut bernama Sukaharta dan Sukaderma. Keduanya merupaan pekerja keras selama hidup mereka. Bedanya adalah Sukaharta sesuai namanya senang mengumpulkan harta berupa emas murni, selain menyejahterakan keluarganya. Emas tersebut akan dijadikan bekal untuk dibawa surga. Akhirnya setelah terkumpul 29 kg emas, Sukaharta meninggal. Sesuai pesan terakhirnya, 29 emas tersebut dimasukkan ke dalam peti matinya. Singkat kata, ketika menghadap Santo Petrus yang menjaga pintu surga, walaupun dilarang, dia tetap menyelundupkan bekal emasnya ke dalam surga.
Betapa kagetnya ketika melihat indahnya semua bangunan di surga yang terbuat dari batuan yang jauh lebih bagus dari emasnya. Dengan malu ia berusaha menyembunyikan emas yang susah payah digotongnya tersebut di balik sebuah pintu. Ketika dia sedang berusaha menyelipkan emas yang dulu dibanggakannya tersebut, ada suara teguran terdengar jelas: “Jangan buang sampah sembarangan.”
Kisah berlainan dialami oleh Sukaderma yang senang menolong orang lain yang membutuhkan, apalagi seminari yang diperlukan untuk kelangsungan Gereja. Ketika Sukaderma meninggal, dengan hanya membawa pin GOTAUS yang tersemat di bajunya, da dibukakan pintu oleh Santo Petrus dan disambut oleh banyak imam beserta beberapa uskup. Ternyata itu adalah para klerus yang terbantu oleh GOTAUS dimana Sukaderma menjadi salah satu donatur tetapnya.
“Tidak ada Paus yang menyambut, karena GOTAUS belum menghasilkan Paus,” jelas Mgr. Sutrisna disambut tawa umat yang hadir.
Mgr. Sutrisna mengingatkan kembali sabda Kristus tentang ‘apa saja yang kau lakukan untuk saudaramu yang paling membutuhkan, itu sebenarnya untuk Kristus’.
Uskup kelahiran Pandes di Wedi, Klaten ini lebih jauh menceritakan hal tersebut bisa diteladani dari Suster Teresa yang akhirnya diangkat menjadi orang kudus pada tanggal 4 September 2016.
Di akhir khotbahnya, Mgr. Sutrisna mengajak umat untuk mempergunakan apa saja yang diperoleh dari Allah sebagai sarana membantu orang lain yang membutuhkan.
Sebelum misa berakhir, Ketua GOTAUS Tjipto Windoe memaparkan singkat tujuan dan ajakan GOTAUS.
Selanjutnya, Romo Siprianus Hormat selaku Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari memperkenalkan satu persatu Uskup yang hadir dan disambut dengan tepuk tangan meriah oleh umat. Selesai misa, para Uskup dengan senang hati menyalami para umat di depan Gereja.
Setelah itu mereka meladeni permintaan foto bersama tak henti-hentinya di aula lantai 1.