NARKOBA adalah musuh besar bagi bangsa Indonesia, selain korupsi dan terorisme. Lebih kurang 40 orang per hari meninggal karena kecanduan narkoba.
Hari itu, Sabtu (23/06/2018), diresmikan Lembaga Rehabilitasi Narkoba di Keuskupan Agung Palembang bernama Griya Anak Sayang Nazareth di bawah Yayasan Pansos Bodronoyo. Lembaga ini terletak di Jalan Talang Buluh Desa Sukomoro (sebelah Panti Jompo Podomoro) Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Sumsel.
Sebelum peresmian yang dilakukan oleh orang nomor satu di Sumatera Selatan Gubernur Provinsi Sumsel Alex Noerdin, dilaksanakan misa syukur yang dipimpin langsung Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ bersama sekitar 10 imam lainnya.
Terlihat umat dan tamu undangan yang hadir sekitar lebih dari 50-an orang dan terlihat khusuk mengikuti Misa Syukur tersebut. Lagu-lagu pujian pun dilantunkan untuk memeriahkan Perayaan Ekaristi dengan Paduan Suara Keuskupan Agung Palembang yakni Colours Choirs.
Dalam homilinya, Uskup Agung Palembang mengatakan bahwa narkoba itu perusak generasi penerus bangsa. Karenanya, narkoba harus dihancurkan dan dibasmi dari kehidupan.
“Narkoba merusak segalanya dan menjadi kecemasan bagi masyarakat. Kecemasan dalam arti untuk pemulihan bagi korban narkoba tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, kecemasan itulah yang telah memotivasi berdirinya lembaga rehabilitasi pasien narkoba Griya Anak Sayang Nazareth. Lembaga ini di bawah Pansos Bodronoyo dan hadir untuk menampung korban penyalahgunaan narkoba.
Setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah sembari menunggu orang nomor satu di Sumatera Selatan.
“Selamat datang Bapak Gubernur Sumatera Selatan beserta rombongan di Lembaga Rehabilitasi Griya Anak Sayang Nazareth,” ucap pembawa acara yang memecahkan suasana santai tamu undangan.
Terlihat di situ Gubernur Sumatera Selatan bersama isteri, perwakilan BNN Provinsi Sumatera Selatan serta Banyuasin, pejabat Banyuasin. Penjagaan keamanan juga terlihat di sekitar lokasi peresmian dan itu dilakukan oleh Polsekta Talang Kelapa dan Koramil Talang Kelapa.
Dalam sambutannya, Alex Noerdin,mengatakan bahwa hiruk pikuk dunia terjadi antara lain karena kondisi darurat narkoba. Kewaspadaan terhadap narkoba harus berjalan aktif di Sumatera Selatan khususnya Palembang dan sekitarnya.
Musuh bersama
“Palembang dan sekitarnya bukan hanya menjadi ampiran orang sambil lewat saja, tapi juga menjadi salah satu tujuan pemasaran narkoba. Oleh karena itu, kewaspadaan kita harus dibersamakan, kita sinergikan. Ini adalah musuh negara nomor satu: narkoba,” tegas Alex.
Ia menjelaskan bahwa ada sebagian orang yang peduli terhadap korban narkoba termasuk orang yang ada di seputaran atau sekeliling Lembaga Rehabilitasi Griya Anak Sayang.
“Peredaran narkoba saat ini sangat cepat. Anak SD pun sudah ada yang menjadi pemakai. Kalau tidak kita cegah atau memutus rantai peredaran narkoba tersebut, maka kita akan membuat kaya bandar narkoba. Dengan adanya lembaga ini diharapkan mampu untuk mendampingi dan membina para korban narkoba serta memberikan pendidikan bagi yang belum memahami bahaya narkoba,” ucap Alex.
Ia menambahkan pemutusan narkoba juga berawal dari pendidikan keluarga dan yang lebih penting orangtua.
Pentingnya pendidikan keluarga
“Pendidikan dalam keluarga harus diperhatikan agar anak anak kita tidak terjerumus dalam dunia narkoba. Ini adalah musuh bersama yang harus dibasmi. Saya sudah membuktikan, kalau pendidikan keluarga saya baik yakni anak anak saya tidak ada yang memakai narkoba. Boro-boro narkoba, rokok saja tidak,” tambah alex.
Seusai memberikan sambutan, Alex Noerdin menandatangani prasasti bersama Mgr. Aloysius Sudarso SCJ. Kemudian ia pun menyempatkan diri untuk menyapa penghuni lembaga rehabilitasi serta melihat kondisi dalamnya.
Sekedar Informasi bahwa Lembaga Rehabilitasi Narkoba Griya Anak Sayang berdiri sejak Mei 2016. Sejak berdiri, lembaga yang dibawah naungan Pansos Bodronoyo Keuskupan Agung Palembang, telah membina lebih kurang 60 orang korban penyalahgunaan narkoba. Saat ini, lembaga tersebut juga telah menjalin kerjasama dengan BNN Provinsi Sumatera Selatan.