Bacaan 1: Kis 10:34a. 37 – 43
Bacaan 2: Kol 3:1 – 4
Injil: Yoh 20:1 – 9
BANYAK orang menilai sesuatu hanya dengan sekilas pandangan saja tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lalu, penilaiannya tersebut dengan cepat disebarkannya hingga kadang menjadi bias.
Seorang ibu rumah tangga setiap hari mengeluh, cuciannya selalu terlihat lusuh tak bersinar saat dilihat dari jendela kamar. Sedangkan di luar, cucian tetangga terlihat bersinar. Lalu ia mencoba membeli sabun cuci merk lain.
Suaminya tahu bahwa sebenarnya bukan masalah salah sabun, namun jendela kotorlah penyebabnya. Lalu ia mencoba membersihkan jendela saat isterinya pergi.
Ketika isterinya pulang dan melihat dari jendela kamar terlihat senang. Cucian terlihat bersinar, karena sabun cuci baru. Suaminya menjelaskan bahwa itu bukan karena sabun baru; namun karena jendela yang bersih.
Seperti inilah situasi kehidupan yang kita jalani. Jendela kaca ini hampir sama dengan hati kita. Apa yang kita lihat saat menilai sesuatu, semua tergantung pada kebersihan hati.
Saat Maria Magdalena menengok kubur Yesus, ia hanya melihat batu terguling lalu pergi menyampaikan kepada para rasul:
“Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Secara “grusa-grusu” Maria Magdalena menyampaikan berita yang ngawur.
Simon Petrus juga demikian, tanpa pikir panjang langsung masuk dan melihat situasi di dalam kubur , namun tidak memahami apa yang dilihatnya.
Berbeda dengan sikap murid yang dikasihi Yesus, meski ia bisa berlari cepat dan lebih dulu sampai namun ia memilih berhenti di depan pintu kubur.
Ia hanya menjenguk ke dalam, melihat kain kapan terletak di tanah dan kain peluh tergulung disamping.
Saat ia masuk di kubur, melihat situasinya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.
Sepeninggal Yesus naik ke surga, para murid diutus untuk mewartakan kebangkitan-Nya. Petrus yang mula-mula diutus mewartakan kepada orang non Yahudi saat pergi ke rumah Kornelius, perwira Romawi.
Lalu Rasul Paulus melanjutkan misi itu kepada bangsa-bangsa non Yahudi. Saat di Kolose, ia mengajarkan agar para jemaat yang telah dibaptis dalam nama Yesus bertobat dan mencari hikmat ilahi, yaitu perkara diatas (surga) dan meninggalkan urusan di bawah (duniawi).
Pesan hari ini
Dalam bertindak jangan “grusa-grusu” (terburu-buru, gegabah) agar apa yang disampaikan tidak bias.
Yesus harus bangkit dari kematian-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya. Dan kita mendapat tugas pengutusan untuk mewartakan-Nya.
Berpikir sebelum bertindak, jangan gegabah dalam bertindak. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.