Home BERITA Guru Dampingi Murid dalam Pembelajaran, Lokakarya PPR Guru Kanisius Cabang Surakarta

Guru Dampingi Murid dalam Pembelajaran, Lokakarya PPR Guru Kanisius Cabang Surakarta

1
Guru Dampingi Murid dalam Pembelajaran menjadi tema bahasan dalam Lokakarya PPR Guru Kanisius Cabang Surakarta, November 2023 di Solo. (FX Juli Pramana)

MEMAKNAI semangat “Berpadu untuk Kanisius Maju” tidak dapat dipisahkan dengan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia). Pengembangan SDM dalam pendidikan dilakukan; terutama untuk misi pengembangan guru. Ini dicapai dengan melalui program-program pelatihan.

Dengan ini semua diharapkan bisa memberi daya dalam pelayanan. Juga semakin mampu menggunakan fasilitas teknologi yang ada serta mampu menjadi bagian sistem yang diperbaharui.

PPR sebagai kekayaan

Yayasan Kanisius merupakan lembaga pendidikan  milik Keuskupan Agung Semarang (KAS). Namun tata Kelola yang semua sekolahnya dipercayakan pada Ordo Serikat Jesus dan para rekan kerjanya. Yayasan Kanisius memiliki salah satu warisan “kekayaan” yakni Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dulu dikenal dengan sebutan Paradigma Pedagogi Ignatian (PPI).

PPR menjadi “kekayaan”, karena PPR sudah dipergunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dan pendampingan para murid di sekolah-sekolah yang dikelola oleh para Jesuit.

Mindset yang hendak dibangun tentang PPR sebagai berikut.

  • PPR bukan hanya pembiasaan bersikap dan berpikir reflektif bagi para imam, tetapi juga bermakna bagi para guru. 
  • Harapannya, cara berpikir reflektif bisa dibagikan pada para siswa agar mereka nantinya juga memiliki sikap dan cara berfikir serta bertindak  reflektif.

Melatih diri membuat keputusan

Para murid dengan berbagai karakter pada masa remajanya sedang mencari identitas diri. Para murid perlu pembinaan, perlu pendampingan dan perlu refleksi.

“Tanpa dibekali kemampuan berefleksi, orang melakukan aksi bisa ngawur. Maka perlu dilakukan pembimbingan baik dalam hal pengetahuan, baik dari segi afeksinya dan rasa-perasaannya.

Selain itu, yang sangat penting orang dibantu melatih diri  membuat keputusan, aksi, dan melakukan evaluasi. Semua itu tercakup dalam pedagogi reflektif,” ungkap Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta: Romo Joseph MMT Situmorang SJ.

Hal itu ia sampaikan dalam kata sambutan, saat membuka Lokakarya PPR Guru-guru Kanisius Cabang Surakarta.

Program lokakarya untuk segenap guru di Yayasan Kanisius Cabang Surakarta; dibuka dengan sambutan oleh Kepala Cabang Yayasan Kanisius Surakarta: Joseph MMT Situmorang SJ.
Alur dinamika Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Guru jenjang SD, SMP dan SMA/SMK

Lokakarya dilakukan sepanjang hari Jumat-Minggu tanggal 3-5 November 2023. Mengambil narasumbernya adalah Romo Albertus Hartana SJ, dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan anggota Tim Pengembang PPI Serikat Jesus.

Lokakarya ini diikuti para guru:

  • Jenjang Sekolah Dasar Regio Surakarta Karanganyar tanggal 3 November 2023 bertempat di Aula Paroki Purbayan.
  • Jenjang SMP SMA SMK se-Cabang Surakarta dilaksanakan tanggal 4 November 2023 di Aula SD Kanisius Keprabon 02.
  • Jenjang Sekolah Dasar Regio Klaten-Wonogiri, tanggal 5 November 2023 di Aula SD Kanisius Keprabon 02.
Romo Albertus Hartana SJ menjadi narasumber tunggal dalam program lokakarya bagi segenap guru di lingkungan Yayasan Kanisius Cabang Surakarta, November 2023. (FX Juli Pramana)
Sebagai narasumber lokakarya, Romo Albertus Hartana SJ mengajak para guru untuk menggunakan empat daya jiwa dalam setiap kegiatan melakukan refleksi. (FX Juli Pramana)
Upaya menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi guru dan murid. Ini merupakan salah satu materi paparan Romo Albertus Hartana SJ yang menjadi narasumber dalam lokakarya PRR untuk segenap guru Yayasan Kanisius Cabang Surakarta. (FX Juli Pramana)

Cara guru memandang pembelajaran

PPR berhubungan dengan pribadi guru. Yakni:

  • Cara guru berhubungan dengan para siswa.
  • Cara guru memandang pembelajaran.
  • Cara guru melibatkan siswa dalam mencari kebenaran.
  • Harapan guru terhadap siswa.
  • Cita-cita dan integritas guru yang semuanya itu mempunyai pengaruh kuat dan nyata terhadap perkembangan siswa.

Hal-hal itu yang disampaikan Romo Albertus Hartana SJ dalam Lokakarya PPR Guru Kanisius Cabang Surakarta. Kegiatan ini merupakan kelanjutan lokakarya PPR yang pernah dilakukan di Yayasan Kanisius Cabang Surakarta dengan nara sumber Bapak St. Kartono beberapa waktu lalu.

Generasi berbeda

Romo Hartana SJ mengingatkan para guru peserta lokakarya bahwa pendidikan di era Generasi Z abad 21 ini, guru diharapkan menjadi guru yang “mempesona” dengan ciri-ciri sebagai berikut: guru yang inspiratif, inovatif, transformatif, motivatif, komunikatif, imaginatif, adaftif, empatif, dan reflektif.

“Guru yang reflektif ini yang diperdalam dalam PPR agar para guru dapat mendampingi siswa menjadi pribadi-pribadi yang transformatif,” kata Romo Hartana SJ.

Pribadi-pribadi yang transformatif merupakan pribadi yang:

  • Berkomitmen untuk mengembangkan iman.
  • Berkomitmen pada kewarganegaraan global dan menjaga semua ciptaan serta  pada keadilan.
  • Berkomitmen untuk dapat diakses oleh semua orang, pada lingkungan antar budaya dan pluralitas budaya.
  • Berkomitmen untuk menjadi jaringan global dalam misi, keunggulan manusia dan untuk belajar seumur hidup.
  • Guru menemani murid

Pedagogi merupakan suatu cara di mana seorang guru menemani murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. Pedagogi bukan semata-mata metode, namun juga mengandung seni dalam mengajar dan belajar yang mengarah pada visi dan misi pribadi yang ideal dan utuh.

Para guru Yayasan Kanisius Cabang Surakarta berbagai pengalaman dalam rangka pengembangan diri untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai pendidik dan pengajar. (FX Juli Pramana)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengarahkan individu menatap ke depan yaitu membangun kerangka atau mindset yang baru dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku

“Ibarat mengendarai mobil, refleksi merupakan kegiatan untuk memperhatikan kaca spion yang berada di samping, lalu menatap ke depan pada kaca mobil yang lebar untuk menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai,” ungkap Romo Hartana SJ.

Tujuan refleksi

“Tujuan refleksi membantu murid membangun pengetahuan yang mendalam dan menangkap makna secara utuh. Refleksi membantu murid mengembangkan sikap, cara pandang dan perilaku baru demi perkembangan dirinya dan kebaikan masyarakat,” kata imam Jesuit asal Klaten ini.

Pada saat lokakarya, Romo Hartana mengajak para guru untuk mengingat kembali pola dan dinamika PPR.

Pola pembelajaran PPR dilakukan melalui proses pembelajaran yang  mengintegrasikan competence (pengetahuan dan keterampilan), conscience (suara hati), compassion (sikap berbelarasa) dan commitment (komitmen).

Sedangkan dinamika PPR dalam pembelajaran meliputi konteks, pengalaman, refleksi aksi, dan evaluasi.

Romo Albertus Hartana SJ mengajak para guru di lingkungan Yayasan Kanisius Surakarta untuk memanfaatkan empat daya jiwa dalam refleksi. (FX Juli Pramana)

Suasana belajar

Guru dalam pembelajaran dengan pola dan dinamika PPR diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menyatukan unsur-unsur pikiran, perasaan, imaginasi dan kehendak para siswa.

Materi pembelajaran, perlu dipersiapkan secara baik oleh setiap guru sebagai pengajar. Dilakukan antara lain dengan membuat rencana pembelajaran.

Romo Hartana SJ juga mengajak guru-guru Kanisius untuk membuat rencana pembelajaran secara lengkap. Tidak hanya rencana pembelajaran “satu lembar”.

Itu karena rencana pembelajaran yang lengkap juga akan membantu guru dalam menyiapkan action plan secara komprehensif.

Buku refleksi

Selain itu, untuk membiasakan melakukan kegiatan refleksi, guru dan siswa diharapkan juga tekun dan rajin mengisi catatan-catatan di buku refleksi yang telah disiapkan oleh Yayasan Kanisius.

“Refleksi yang dilakukan para murid dan guru, dan latihan examen bagi guru akan memberikan daya positif menghidupi PPR sebagai kekayaan rohani,” kata Romo Hartana SJ.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version