PARA guru kristiani di Kabupaten Klaten diminta untuk setia dalam mendampingi anak didiknya. Para guru juga diajak untuk tidak diskriminasi saat mengajar muridnya.
Pesan ini disampaikan Rama Yohanes Abdipranata SJ dari Rumah Retret Panti Semedi Klaten pada acara Perayaan Natal umat kristiani jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten tahun 2016 dan menyambut Tahun Baru 2017 di Gedung Sunan Pandanaran Komplek Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Klaten, Rabu (18/1/2017).
“Natal bukan sekadar seremonial atau perayaan belaka. Natal harus ada aplikasinya, atau harus ada pengejawantahannya. Karena Natal merupakan kelahiran Sang Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus, maka kita berharap, semoga Sang Juru Selamat ini betul-betul telah lahir di hati kita, kita rayakan dengan penuh sukacita, dan kita wartakan kepada semua orang,” kata rama.
Dalam renungan Natal itu, Rama Abdi menyampaikan,sikap Yesus yang bisa diteladani dan menjadi inspirasi bagi para guru adalah kesetiaan. “Saat lahir, bayi Yesus ditempatkan di palungan. Bayi Yesus tidak pernah rewel. Yesus setia kepada orangtuanya. Begitu juga orangtua Yesus (yaitu Bapa Yusup dan Bunda Maria). Mereka setia dalam mendampingi kanak-kanak Yesus. Maka para guru juga harus setia dalam mendampingi anak didiknya,” ajak rama.
Tak hanya itu, dalam natalan yang mengusung tema “Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan di Kota Daud (Lukas 2:11)” ini, Rama Abdi mengajak para guru untuk tidak diskriminasi, mengembangkan toleransi, dan menghargai perbedaan.
“Yesus tidak pernah diskrimintif. Saat orang Majus datang, semuanya diterima dengan senang hati. Maka para guru juga kita ajak untuk tidak diskriminatif. Bukan kalau anak (murid) orang kaya lalu diperhatikan dengan penuh. Sedang kalau anak (murid) orang tidak kaya, hanya setengah diperhatikan. Jangan seperti itu,” pesan rama.
Plt Bupati Klaten Sri Mulyani dalam sambutan mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan menakjubkan. Di tengah tantangan perbedaan berbagai komponen bangsa, Indonesia harus bangga karena berhasil melestarikan jiwa dan semangat satu kesatuan.
Menurut Sri Mulyani, paling tidak, ada tiga masalah pokok yang perlu mendapatkan perhatian dalam membahas pluralistik atau kemajemukan di Indonesia. Yaitu keberagaman, SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan), dan toleransi. Ketiganya perlu disikapi dengan bijak, sebab jika tidak, dapat mengancam persatuan dan kesatuan nasional.
“Toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah semakin membaik. Selanjutnya tinggal bagaimana mengelola toleransi antar sesama pemeluk satu agama maupun dengan pemeluk agama lain,” ujarnya.
Sementara itu Ketua panitia perayaan Natal, Supriyono melaporkan, Perayaan Natal ini dihadiri lebih dari 1.300 orang guru dan karyawan sekolah kristiani dari TK, SD, SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Klaten. Dalam natalan ini, kolekte dapat terkumpul Rp 7.750.000.