Guru Lemot Mengajar, Jangan-jangan tak Punya Spiritual Solidaritas dalam Pendidikan
Sepenggal waktu. Aku diam seribu bahasa. Jengkel hati menyelimuti amarah. Kukepalkan bara api di tangan. Rasanya sulit memahami mereka. Tuhan, tolonglah aku. Walau hanya sekejap. (Pantai Gedo, Nabire, Papua, 1 Agustus 2004) PENGGALAN teks puisi di atas ditulis oleh seorang guru muda cerdas. Katakanlah namanya Joni yang tentu saja bukan nama sebenarnya. Ia menulis guritan … Continue reading Guru Lemot Mengajar, Jangan-jangan tak Punya Spiritual Solidaritas dalam Pendidikan
Copy and paste this URL into your WordPress site to embed
Copy and paste this code into your site to embed