SALAH satu program yang dilaksanakan pada Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia saat ini adalah Program Guru Penggerak. Program ini memilih guru-guru dari seluruh penjuru Indonesia yang telah lulus dari Program Pendidikan Guru Penggerak.
Guru Penggerak diharapkan siap menjadi pemimpin pembelajaran dan berperan sebagai agen pendorong transformasi pendidikan di Indonesia.
Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat:
- Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi secara mandiri.
- Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
- Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orangtua.
- Berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid.
- Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Pendidikan diferensiasi
Fenomena reflektif pada Program Guru Penggerak, jika direfleksikan membawa pada refleksi kepemimpinan Yesus Sang Guru. Sebagai guru, Yesus mengenal pribadi murid-muridnya, mengenal pribadi “domba-domba” yang mengikutinya. Yesus mengenal pribadi-pribadi secara cura personalis.
Dalam konteks penerapan Kurikulum Merdeka, guru wajib selalu mendampingi belajar siswa secara individual. Praktik pembelajaran ini dikenal dengan istilah Pendidikan Diferensiasi.
Pengajaran Yesus mendorong transformasi para pengikut-Nya
- Semakin mengenal Allah dan mewujudkan warta sabda-Nya dalam hidup bersama dengan sesama dan ciptaan-Nya.
- Mengembangkan diri belajar menjadi penjala manusia, mewartakan Sabda Injil, berdoa dan menyembuhkan dengan Kuasa Roh Kudus.
- Melakukan refleksi diri untuk berdoa kepada Bapa, dan memahami perumpamaan-perumpamaan yang disampaikan dalam pengajaran-Nya.
- Memiliki semangat berbagi seperti pengalaman rohani dalam peristiwa Perjamuan Terakhir dan penggandaan roti.
- Berbagi dengan semangat melayani dalam keteladanan membasuh kaki para murid.
- Berkolaborasi dengan anak kecil pembawa lima roti dan dua ikan saat peristiwa penggandaan roti.
- Taat pada pemerintah saat membayar pajak dari koin mata uang yang diambil dari ikan.
- Memiliki sikap moral, emosi dan spiritual yang matang dan bisa mengendalikan diri. Hal ini didalami dari pengalaman reflektif sikap Petrus yang marah, karena Yesus akan ditangkap oleh kelompok bersenjata. Petrus mengayunkan pedangnya dan mengenai telinga kanan Malkhus, sehingga telinga itu terlepas dari kepalanya.
- Berorientasi pada murid agar para murid mau memikul salibnya, mempersiapkan untuk kepergian-Nya kembali pada Bapa. Juga mempersiapkan Roh Kudus untuk mendampingi karya pengutusan yang dilanjutkan para Rasul.
- Membangun komunitas Gereja dan mendampingi sebagai Kepala Gereja dalam tugas pengutusan dan karya keselamatan.
- Memberikan visi hidup yang transformatif bahwa kehidupan tidak hanya saat di dunia ini melainkan hidup saat hari kedatangan-Nya.
Yesus, Sang Guru
Refleksi atas hidup Sang Guru membawa permenungan pada penghayatan Yesus Sang Guru.
“Yesus adalah Guru Penggerak yang membawa murid-muridnya agar mampu bertransformasi untuk semakin dekat dengan Allah dan mengasihi sesama”.