Guy J. Consolmagno SJ, Jesuit Astronom

0
278 views
Guy J. Consolmagno SJ, Jesuit Astronom. (ist)

NAMANYA pendek saja: Guy J. Consolmagno. Ia adalah seorang astronom dan bruder religius lahir tahun 1952 di Detroit, Michigan, Amerika Serikat.

Sejak kecil ia  sudah tertarik mau belajar astronomi dan luar angkasa.

Pada tahun 1983 ia berhenti mengajar di MIT lalu bergabung dalam US Peace Corps. Di tempat ini, ia melayani selama dua tahun menjadi pengajar fisika dan astronomi di Kenya.

Setelah kembali dari Kenya, ia menjadi asisten profesor di Lafayette College di Easton, Pennsylvania.

Pada tahun 1989 Guy bergabung masuk dalam Society of Jesus dan berkaul sebagai bruder Jesuit tahun 1991. Usai masuk Ordo Jesuit, dia ditugaskan sebagai astronom di Observatorium Vatikan. Ia menjabat kurator Vatican Meteorite Collection, posisi yang dia pegang saat itu.

Selain pekerjaan profesionalnya yang berkelanjutan dalam ilmu planet, dia juga mempelajari filsafat dan teologi.

Guy J. Consolmagno SJ, Astronom Jesuit. (Vatican Observatory)

Kerja Keras

Dalam berjalannya waktu dan buah kerja keras, Guy J. Consolmagno sudah menerima banyak penghargaan terutama pada tahun 2000 sebuah asteroid diberikan oleh International Astronomical Union dengan nama 4597 Consolmagno.

Atau bisa juga disebut Little Guy sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya dalam ikut membantu perkembangan ilmu luar angkasa.

Selain meneliti, Guy juga membuat beberapa buku karangannya dan yang paling saya sukai ialah Turn Left at Orion: Hundreds of Night Sky Objects to See in a Home Telescope.

Buku ini karya Guy J.Consolmagno bersama Dan M.Davis. Membaca buku edisi kelima ini, banyak ilmu soal astronomi yang dapat kita dapatkan.

Teladan

Di samping sebagai seorang astronom, ia juga seorang bruder Jesuit. Sebelum menjadi seorang astronom bahkan seorang bruder, ia sudah terlerbih dahulu menjadi tenaga pengajar sukarela untuk orang-orang di Kenya.

Selain itu, ia meyakini bahwa agama atau kepercayaan harus diimbangi dengan sains agar tidak menimbulkan salah tafsiran. Dan juga sains juga tidak bisa menyelesaikan semua masalah didunia ini.

Seperti tulisan yang pernah ia tulis dalam buku God’s Mechanics: How Scientists and Engineers Make Sense of Religion.

Tertulis antara lain: “Nothing within the universe itself can exist to explain the fact that it exists.”

Dari kalimat satu kalimat tersebut, ia menjelaskan bahwa sains yang ada sekarang akan terus berubah ke depannya. Dan juga semua hal yang belum bisa ditemukan solusinya. Mungkin memang manusia tidak boleh untuk mengetahuinya

Guy J. Consolmagno adalah seorang tokoh yang cerdas dan juga seorang religius.

Sebagai seorang pelajar dan juga memiliki hobi astronomi, saya menjadikan dia sebagai idola. Terlebih di masa pandemi ini, dengan meneladani Guy J. Consolmagno, kita tetap berpegang kepercayaan kepada Tuhan.

Semoga teladan beliau bisa kita laksanakan dengan baik dan semoga Tuhan selalu menyertai kita dalam pelaksanaan itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here