Habemus Papam: “Jorge Mario Bergoglio” Fransiskus, Paus Hitam dari Amerika Latin (4A)

0
2,692 views

Paus fransiskus kasih berkatDARI mana sebenarnya istilah “Paus Hitam” ini mulai berasal?

Sedari zaman Santo Ignatius de Loyola dulu di Abad Pertengahan ketika mulai mendirikan Ordo Serikat Jesus (SJ) yang kemudian lazim disebut sebagai Jesuit, ordo religius yang menyebut diri “Sahabat-sahabat Jesus” ini sudah mengindentikkan diri dengan kultur kebiasaan para imam setempat. Termasuk tentu saja cara mereka berpakaian, yakni jubah ‘kebesaran’ imam. Karena di Roma waktu itu sudah lazim para imam lokal menggunakan jubah hitam, maka para Jesuit pun juga mengenakan jubah hitam sebagai salah satu ‘penanda’ diri sebagai kaum religius.

Tak terkecuali, tentu saja, Pemimpin Umum Societas Iesu (SJ) yang lazim disebut dengan titel Superior Generalis atau dalam bahasa Indonesia sering disapa dengan julukan: Pater Jenderal.

Karena pendiri SJ yakni Santo Ignatius Loyola awalnya adalah seorang perwira tentara, maka ketika dia menjadi Superior Generalis pertama di Curia Generalis SJ, orang akan dengan mudah ‘mendudukan’ pendiri SJ ini sebagai “Jenderal” berbintang yang lazim dipakai para perwira tinggi militer. Padahal, sesuai dengan semangat Latihan Rohani, semangat dasar yang mesti dilakoni setiap Superior Generalis SJ adalah etos Servus Servorum Dei yakni “Akulah hamba dari sekalian hambanya Tuhan”.

Jelas di sini semangat kerendahan hati menjadi dasar fundamental seorang Pater Jenderal SJ.

curia sjLayaknya Konklaf di Vatikan, setiap kali berlangsung Kongregasi Jenderal –semacam rapat umum—yang dihadiri oleh para Provinsial SJ dari seluruh provinsi SJ di dunia, maka proses eleksi menentukan siapa yang akan menjadi Superior Generalis berikutnya juga penuh dengan berbagai kisah kejutan. Namun, semua percaya bahwa memanglah Roh Kudus berkarya membimbing para provinsial SJ untuk akhirnya menentukan pilihan mereka atas satu nama untuk menjadi Pemimpin Umum Ordo Societas Iesu yang berkedudukan di Jl. Borgo Spirito 5, Roma.

Di sebuah bangunan sederhana di tepi Sungai Tiber –tak jauh dari boulevard yang menghubungkan Vatikan dengan “dunia luar”—itulah para Superior Generalis SJ bertinggal dan berkarya melayani kerasulan para Jesuit dari seluruh dunia.

Sekarang, Superior Generalis SJ adalah Pater Nicolas Adolfo SJ, seorang Jesuit berdarah Spanyol yang lama berkarya di ‘tanah misi’ di Dunia Ketiga yakni Filipina. Beliau menggantikan Peter Hans-Kolvenbach SJ, seorang professor yang sekian tahun lamanya meninggalkan tanah kelahiranya di Negeri Belanda untuk kemudian berkarya di Beirut, Lebanon.

Pater Peter-Hans Kolvenbach SJ memimpin SJ sejak 13 September 1983  hingga 14 Januari 2008, ketika akhirnya memilih diri pensiun karena usia lanjut. Sedangkan Pater Nicolas Adolfo SJ, selepas menjadi Rektor di Kolese Internasional SJ di Manila, Filipina, dipercaya menjadi Superior Generalis SJ sejak 19 Januari 2008 sampai sekarang.

Dua Pater Jenderal SJ yang terakhir ini  benar-benar datang dari “tanah misi” yakni Dunia Ketiga, meskipun mereka aslinya berasal dari Daratan Eropa.sj logo

Sebelum mereka adalah Pater Pedro Arrupe SJ yang juga datang dari “tanah misi” di Jepang selama beberapa puluh tahun lamanya. Ia tinggal di Hiroshima, ketika bom atom AS menghantam kota ini pada bulan Agustus 1945. Ia diangkat menjadi Pater Provinsial SJ untuk Provinsi Jepang sebelum akhirnya harus pindah mutasi ke Roma karena terpilih menjadi Superior Generalis di Curia SJ.

Ia menjadi Superior Generalis SJ di masa-masa “sulit”, terutama ketika pernah terjadi semacam “ketegangan” internal antara Curia Generalis SJ di Borgo Spirito 5 dan Tahta Suci pada era kepemimpinan Paus Paulus VI.  Pater Pedro Arrupe SJ memimpin Curia SJ mulai tanggal 22 Mei 1965 hingga 3 September 1983 dan memutuskan pensiun karena terkena stroke saat dalam penerbangan pulang dari Manila ke Roma dalam sebuah lawatan kerasulan. (Bersambung)

Photo credit: Paus Fransiskus, markas Curia Generalis SJ di Borgo Spirito 5 (Ist)

Artikel terkait:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here