KONKLAF 2013 akhirnya menghasilkan Paus baru. Bimbingan Roh Kudus telah membisiki nurani dan pikiran para 115 Kardinal elector untuk akhirnya membulatkan tekad pilihannya pada seorang Kardinal bernama lengkap Mgr. Jorge Mario Bergoglio SJ.
Kejutan besar lahir dari Kapel Sistina, Vatikan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja Katolik Semesta, Vatikan melahirkan tiga kejutan besar dalam Konklaf 2013 ini.
Pertama, Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ adalah seorang Jesuit. Ini berarti, baru pertama kalinya dalam Sejarah Gereja, ada seorang Paus datang dari Ordo Serikat Yesus atau Jesuit.
Kedua, baru kali ini pula –sesuai dengan prediksi banyak orang—Gereja Katolik Semesta mempercayakan Tahta Suci Kepausan di atas pundak seorang Kardinal dari Dunia Ketika yakni Argentina. Sebelum Konklaf dimulai, banyak berhembus prediksi yang mengatakan kini sudah saatnya Gereja bergeser dari Eropa ke Dunia Ketiga. Dan tentu saja, Argentina –selain Afrika dan Asia—adalah salah satu negara yang terbilang Dunia Ketiga.
Ketiga, inilah pertama kalinya juga dalam Sejarah Gereja Katolik seorang Paus mengambil nama “Fransiskus” sebagai panggilan resminya sebagai Paus. Sebagai Jesuit, memang agak di luar kebiasaan kalau akhirnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ ini justru mengambil patron Santo Fransiskus dari Assisi menjadi nama resminya sebagai Paus. Ini berarti pula, Paus Jorge Mario Bergoglio memang sengaja menunjukkan sikap rendah hatinya sebagai seorang imam Gereja dimana “persaingan” antar ordo/kongregasi religious sebaiknya tidak pernah ada.
“Doakanlah saya!”
Tampil perdana di balkon Vatikan ketika dunia menyambut pengumuman “Habemus papam!”, Paus Fransiskus dengan singkat justru menyampaikan harapannya agar seluruh umat katolik sedunia mendoakan dia.
“Saudara-saudariku yang terkasih. Selamat petang. Anda sekalian sudah tahu bahwa agenda utama Konklaf adalah memilih seorang Uskup Roma. Para kolega kardinal baru saja berhasil menggulirkan tugas penting itu… dan inilah hasilnya,” katanya menyapa ribuan para peziarah yang memenuhi sudut-sudut Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Roma.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas sambutan Anda sekalian di Roma ini. Pertama-tama saya ingin melambungkan doa dengan intensi kepada Paus emeritus Benedictus XVI. Marilah kita semua mendoakan beliau agar Tuhan senantiasa memberikan berkat berlimpah bagi beliau; juga bahwa Bunda Maria senantiasa menjaga beliau,” sambungnya kemudian.
Sejenak kemudian, Paus Fransikus ini lalu berdoa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan.
“Marilah kita semua sekarang memulai peziarahan panjang ini bersama beriringan antara para Uskup dan Umat. Sebuah perjalanan yang harus ditempuh oleh Gereja Katolik Semesta yang menaungi seluruh Gereja Katolik dalam karya kasihnya. Inilah sebuah perjalanan peziarahan dimana bergema semangat persaudaraan, kasih dan rasa saling percaya. Marilah kita saling mendoakan. Juga bagi dunia agar semakin tumbuh perasaan bersaudara di antara sekalian warga dunia,” sambungnya.
“Harapan saya jelas, bahwa inilah perjalanan ziarah Gereja yang harus kita rintis sekarang ini. Dan ini sudah diawali oleh para kolega Kardinal (dalam semangat kerjasama dan saling percaya). Dan semoga ini menjadi titik awal yang membuahkan hasil berlimpah untuk proses evangelisasi di Kota Abad yang indah ini,” tambahnya lagi.
“Dan sekarang, izinkanlah saya memberikan berkat pertama kepausan saya. Namun, sebelum itu, bolehlah saya mohon satu hal kepada Anda sekalian. Sebelum para Uskup biasa memberikan berkatnya kepada umat, kini bolehlah saya mohon kepada Anda sekalian agar berkenan mendoakan saya terlebih dahulu. Sebuah doa umat yang meriah untuk kegembalaan Uskupnya. Marilah kita sejenak berdoa –juga doa untuk saya—dalam keheningan,” pintanya. (Bersambung)
Photo credit: Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ, Paus Fransiskus (Ist)
Artikel terkait: