INJIL hari ini (Matius 26:14-25) mengisahkan tentang pengkhianatan terhadap Yesus (Matius 26:21). Yudas menjual gurunya untuk memperoleh tiga puluh keping uang perak (Matius 26:15-16). Hal itu membuat hati para murid-Nya amat sedih (Matius 26:22).
Yesus tidak ikut larut dalam kesedihan itu, karena Dia mengetahui semua yang terjadi. “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia.” (Matius 26:24).
Bagaimana Yesus menghadapi semua itu? Kita dapat membacanya dalam bacaan pertama (Yesaya 50:4-9a).
Pertama, Dia memberi semangat baru kepada yang letih lesu (Yesaya 50:4). Bukankah Dia mengundang mereka yang letih lesu dan berbeban berat agar datang kepada-Nya (Matius 11:28)?
Kedua, Dia menyerahkan Diri kepada kehendak Tuhan Allah. “Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.” (Yesaya 50:5).
Ketiga, Dia berdiri teguh, karena berpegang pada Tuhan Allah. “Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu” (Yesaya 50:7).
Keempat, Yesus percaya bahwa Dia mengetahui siapa yang harus Dia andalkan. “Sungguh, Tuhan Allah menolong aku, siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?” (Yesaya 50:9a).
Bacaan hari ini menampilkan Yesus sebagai Hamba Yahwe yang menderita. Dia mesti menghadapi murid yang mengkhianati-Nya dan orang-orang Yahudi yang akan menangkap dan membunuh-Nya.
Dalam menghadapi semua itu, Yesus tidak terbawa oleh suasana di luar Diri-Nya. Tetapi Dia berpegang pada kekuatan batin yang bersatu dengan Allah Bapa-Nya. Barang siapa berpegang pada Tuhan tidak akan dipermalukan.
Banyak pengikut Yesus yang mengalami hal serupa. Mereka dibenci oleh kaum keluarganya karena Tuhan (Mazmur 69:8). Marilah kita mendoakan mereka agar mengikuti teladan Yesus, Hamba Yahwe yang teguh sentosa.
Rabu, 27 Maret 2024
Albherwanta O.Carm.