Puncta 12 November 2024
PW. St. Yosafat, Uskup dan Martir
Lukas 17: 7-10
DENGAN niat murni serta usaha yang keras, Yosafat ,uskup di Belarusia, mencoba untuk memperjuangkan kesatuan antara Gereja Ortodoks dengan Gereja Roma. Dia berkotbah kemana-mana untuk mengajak umat bersatu dengan Gereja Barat. Hidupnya yang saleh membawa banyak pertobatan.
Pada tahun 1595, Metropolitan Ortodoks Kiev dan lima Uskup Ortodoks lainnya yang mewakili jutaan umat Ruthenia (Ukraina dan Belarusia) bertemu di kota Brest dan menandatangani deklarasi untuk bersatu kembali dengan Uskup Roma.
Namun ada juga kelompok-kelompok yang iri hati atas keberhasilannya mengantar umat ke pangkuan Gereja Roma. Mereka malah membenci Yosafat dan mengarah kematiannya.
Pada tanggal 12 November 1623, Yosafat dibunuh oleh lawan-lawannya yang tidak ingin bersatu dengan Gereja Roma. Ia mati memperjuangkan kesatuan gereja Kristus.
Baru setelah kematiannya, banyak orang menyadari kebenaran apa yang diajarkan oleh Uskup Yosafat. Ia menunjukkan kesetiaan imannya sebagai hamba Tuhan.
Santo Yosafat menghayati sabda Kristus, “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Ia melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan menyerahkan dirinya kepada Kristus sebagai Tuannya. Seorang hamba tidak menuntut balasan apa pun dari tuannya. Ia hanya menjalankan tugasnya dengan setia.
Kita semua adalah hamba di hadapan Tuhan. Kita hanya menjalankan perintah-Nya. Kita menjalani hidup dengan percaya dan setia kepada-Nya.
Nonton bioskop di lantai tiga,
Liftnya mati jalan pakai tangga.
Kita ini hanyalah seorang hamba,
Kita tak boleh sombong dan jumawa.
Wonogiri, kawula abdining Allah
Rm. A. Joko Purwanto, Pr