Puncta 22.07.22
PW. St. Maria Magdalena
Yohanes 20: 1.11-18
SALAH satu bait dalam lagu milik Harry Mukti tertulis begini: “Hanya satu kata. Tiada tempat terucap. Walau kita berjumpa dan saling menyapa.”
Syair itu menggambarkan dua orang yang sedang kasmaran. Mereka tidak mampu mengungkapkan perasaan rindu yang meluap.
Dalam hening dan diam, hati justru banyak bicara. Hanya satu kata; “sayang” sudah cukup mewakili seluruh kegembiraan hati yang dilanda kerinduan.
Hanya satu kata yang dikatakan Yesus, “Maria” itulah yang menghapus segala ketakutan, kesedihan, kegelisahan, tangis dan air mata yang selama ini menyesakkan dada.
Maria Magdalena ditinggalkan Yesus satu-satunya harapan dalam hidupnya.
Kasih Yesus sungguh luar biasa. Maria Magdalena sekian lama menjadi perempuan yang dijauhi banyak orang karena dia dikuasai tujuh roh jahat.
Tak ada orang mau bertegur sapa dengannya. Semua orang memalingkan muka jika melihatnya. Ia dianggap sebagai “sampah” masyarakat.
Tetapi Yesus menerima dan membebaskannya dari kuasa roh jahat. Karena Yesus, hidupnya berubah.
Makanya Maria Magdalena sangat mengasihi Yesus. Dialah satu-satunya penyelamat hidupnya. Karena Yesus, Maria Magdalena seperti bangkit dari masa lalu yang kelam.
Ungkapan cintanya itu bisa tergambar dalam syair lagu ini:
I don’t know how to love him
What to do, how to move him
I’ve been changed, yes really changed
In these past few days
When I’ve seen myself
I seem like someone else.
Ketika Yesus mati di kayu salib. Runtuhlah seluruh harapan hidupnya. Hancur luluh tak bertepi.
Kesedihannya ditinggal Sang Idola hati membuat dunianya gelap. Maka dia tak melihat Yesus ada di dekatnya.
Gelapnya hati oleh dukacita membutakan mata hatinya. Ia mengira orang itu adalah penjaga makam.
Hanya dengan satu kata, “Maria” ia langsung mengenal suara itu.
“Rabunni” jawaban hormat penuh kasih langsung terucap dari mulutnya. Maria mengenal suara Yesus yang menyapa dengan panggilan khusus.
Kita belajar dari St. Maria Magdalena. Kita adalah orang berdosa. Namun karena pembaptisan, kita dibebaskan dari kuasa dosa.
Yesus telah menyelamatkan kita. Yesus juga mengasihi kita sampai mati di salib.
Kita mesti peka seperti Maria Magdalena, yang mampu mengenali suara Tuhan. Marilah kita bangun relasi kasih dengan Yesus.
Dia tidak meninggalkan kita. Dia telah bangkit dan ada bersama kita.
Hati rindu tiada terkira,
Tak ketemu hati gundah gulana.
Belajar dari Maria Magdalena,
Tetap percaya dalam segala perkara.
Cawas, kuatkan imanku Maria….