Hanya Satu Kekurangan

0
33 views
Ilustrasi: Berbagi saat masih hidup. (Ist)

BERAPA orang pernah menyadari bahwa hidup ini digerakkan oleh kekurangan? Mengapa kepala rumah tangga bekerja keras mencari uang dan rezeki?

Jawabannya agar supaya keluarganya tidak berkekurangan. Artinya, yang sakit disembuhkan dan yang bodoh mesti belajar supaya berkat ilmu pengetahuannya dia dapat mengatasi kekurangan hidupnya.

Injil hari ini (Markus 10:17-30) berbicara tentang orang yang mengalami bahwa ada yang kurang dalam hidupnya. Dia bertanya kepada Yesus, “Guru yang baik, apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” (Markus 10:17).

Yesus mengingatkan supaya dia menaati Hukum Taurat (Markus 10:19). Karena dia sudah melakukan semua itu, Yesus menunjukkan satu kekurangan lagi. “Juallah apa yang engkau miliki, dan berikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga.” (Markus 10:21).

Tetapi orang itu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya (Markus 10:22).

Dia bertanya tentang apa kekurangannya. Ketika Yesus menunjukkannya, dia menolak memenuhi perintah Yesus. Dia seperti orang sakit yang tidak mau berobat atau orang bodoh yang tidak mau belajar. Apa yang dapat kita renungkan dari bacaan hari ini?

Pertama, betapa pentingnya menyadari kekurangan kita dan mencari solusinya. Untuk itu orang membutuhkan kebijaksanaan yang melampaui harta dan tahta (Kebijaksanaan 7:7-11). Dalam diri Yesus orang menemukan kebijaksanaan itu.

Kedua, mendengarkan dan melakukan yang Yesus ajarkan. Melakukan semua hukum dan aturan keagamaan saja tidak cukup. Memberi sedekah pun tidak cukup. Masuk ke dalam Kerajaan Tuhan menuntut orang berbagi hidup dengan sesamanya, terutama mereka yang berkekurangan. Yang diperlukan adalah kasih dan solidaritas; bukan hanya sedekah.

Para pengikut Yesus dapat mewujudkan hal itu dengan membangun komunitas yang anggotanya berbagi dalam semangat kasih, kepedulian, dan bela rasa. Setiap orang memperhatikan kebutuhan sesamanya. Orang tidak hanya membagikan sebagian dari miliknya, melainkan hidupnya.

Orang yang datang kepada Yesus itu tidak siap berbagi. Karena itu, dia tidak masuk ke dalam hidup kekal. Mengapa? Karena hidup di dunia dan hidup kekal hanya mungkin diwujudkan dengan berbagi dalam semangat kasih dan kepedulian.

Apakah kita siap berbagi dengan sesama dalam semangat kasih?

Minggu, 13 Oktober 2024
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here