“Hidup yang baru terlahir dari kepahitan hidup yang lama,” tulis Henri J.M. Nouwen dalam bukunya”Menggapai Kematangan Hidup Rohani.” Pandangan masa depan lahir dari penderitaan kita sekarang. Harapan muncul dari keputusasaan kita. Dengan berani menghadapi kepahitan hidup, orang justru akan berkembang. Pada jaman sekarang, tulis Nouwen, justru orang lebih suka lari dari kepahitan hidup karena mereka tidak mau mengalami kesepian. Nouwen mengatakan bahwa kesepian merupakan sumber penderitaan bagi banyak orang. Seorang guru merasa kesepian karena merasa pelajaran yang diberikan tidak diperhatikan muridnya. Seorang pastor merasa kesepian karena khotbah yang dipersiapkan sungguh-sungguh ditinggal tidur umatnya. Seorang karyawan merasa kesepian karena tuntutan karir dan gajinya tidak pernah dipenuhi atasannya. Seorang mahasiswa merasa kesepian karena tidak menemukan kawan yang sepadan. Orang tua merasa kesepian karena merasa tidak dipatuhi anak.Anak merasa kesepian karena merasa tidak didengarkan dan diperhatikan orang tua. Banyak orang juga mengalami kesepian karena tidak bisa menerima diri mereka sendiri apa adanya.
Kesepian tersebut menjadi alasan orang untuk terjerat dalam narkoba, minuman keras, atau bahkan bunuh diri. Gejala sakit akibat tekanan psikologis (psikosomatis), semacam sakit kepala, sakit perut, dan gatal-gatal yang sering tidak jelas sebabnya, juga dipicu oleh kesepian ini. Penyakit kesepian semakin berkembang dalam dunia dimana individualisme semakin menonjol.
Hadapi Kesepian
Nouwen menyarankan orang untuk tidak lari dari kesepian hidup.”Bukan dengan melarikan diri dari kesepian, mencoba untuk melupakan atau menyanggahnya, melainkan dengan menerimanya dan mengubahnya menjadi keheningan yang menghasilkan buah berlimpah,” katanya.
Kisah Golda Meir, Perdana Menteri wanita Israel pertama mungkin bisa memberikan contoh bagaimana orang mengolah kesepian dan menjadikannya buah berlimpah. Sebagaimana diceritakan oleh Mark Link, SJ, seorang gadis bernama Golda merasa sedih karena dirinya tidak cantik. Tetapi semakin tua, sikapnya berubah. Ia berkata,”Saya sadar, bahwa tidak cantik ternyata membawa berkat. Ketidakcantikan itu mendorong saya mengembangkan daya-daya batiniah saya. Saya sampai pada pandangan bahwa perempuan yang tidak dapat mengandalkan kecantikan (harus bekerja keras dan)….memetik keuntungannya.” Golda Meir akhirnya menjadi perdana menteri wanita pertama Israel. Ia tidak hanya menerima diri tetapi bahagia dengan dirinya seperti apa adanya. Kiranya perjuangannya untuk tidak lari dari “kepahitan dan kesepian hidupnya”(merasa tidak cantik) telah mengubah hidupnya menjadi lebih berkembang.
Nouwen melanjutkan,”Akan tetapi kalau kita menaati disiplin yang kokoh dan dengan cermat mendengarkan jiwa kita yang cemas, kita akan mulai mengalami bahwa di tengah-tengah kesusahan ada kegembiraan, dan di tengah-tengah kesepian yang melelahkan kita dapat menemukan awal dari keheningan yang damai.”
Selamat Tahun Baru 2012. Semoga kita semua semakin berani menghadapi kepahitan dan kesepian hidup, yang, bagaimanapun juga, akan tetap datang sewaktu-waktu di masa depan. Semoga keberanian itu memberikan buah yang berkelimpahan.
Photo credit: Mispan Indarjo