SELURUH ciptaan di dunia adalah milik Allah. Bumi ini juga milik Allah. Manusia diciptakan Allah diberi tugas mengelola dan merawat bumi beserta isinya. Tetapi pada kenyataannya manusia bertindak melampaui kewenangan dan haknya.
Bumi seakan menjadi milik pribadi-pribadi. Bumi dijadikan aset dan dikelola untuk kepentingan pribadi, sesaat dan tidak memperhitungkan kesinambungan ke depan.
Kerusakan yang terjadi – kehilangan spesies tanaman dan hewan, pencemaran kemurnian udara, pengerukkan harta bumi semena-mena – terjadi sejak manusia menjadi ‘makin beradab’. Paradox tragis antara keberadaban yang berbalik dengan tindak kebiadaban terhadap alam.
Kesadaran untuk menghormati bumi sebagai milik Allah – bukan hak pribadi – syukurlah mulai berkembang. Apalagi setelah pandemi covid-19 yang memberikan pelajaran pahit kepada umat manusia tentang ketidakberdayaan makluk ciptaan yang disebut paling tinggi tersebut.
Air dianggap kekayaan yang tak akan hilang
Salah satu alam yang begitu krusial tapi kadang tak digubris – dianggap sebagai kekayaan yang tidak akan hilang, yang gratis dan sesukanya digunakan – adalah air.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang air bersih berlimpah, air tidak menjadi masalah dan kadang lalu tidak menjadi hal yang tidak diperhatikan. Parahnya ada yang lalu menganggapnya sesuatu yang ‘take it for granted’ alias seakan sudah ada dari sononya, selalu ada, tidak perlu dipikirkan.
Ketika orang pernah mengalami bepergian ke daerah dimana air bersih merupakan isu besar, wawasannya akan berbeda.
Maka literasi tentang pentingnya penghargaan terhadap air perlu dilakukan sedini mungkin dan seluas mungkin. Dari pendidikan formal maupun non formal, termasuk aspek spiritual.
Air sebagai kebutuhan dasar
Air adalah salah satu sumber daya paling penting di Bumi yang menjadi penopang utama kehidupan. Tanpa air, kehidupan seperti yang kita kenal saat ini tidak akan ada. Air tidak hanya esensial bagi manusia, tetapi juga untuk semua makhluk hidup, mulai dari hewan, tumbuhan, hingga mikroorganisme.
Manusia membutuhkan air untuk berbagai fungsi biologis seperti hidrasi, pencernaan, dan regulasi suhu tubuh. Kekurangan air dapat menyebabkan dehidrasi, yang jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal. Selain itu, air juga digunakan dalam aktivitas sehari-hari seperti memasak, membersihkan, dan untuk keperluan sanitasi.
Air dalam Ekosistem
Air memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sungai, danau, dan lautan menjadi habitat bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Siklus air yang meliputi evaporasi, kondensasi, dan presipitasi membantu menjaga iklim dan cuaca di seluruh dunia. Selain itu, air juga penting untuk pertanian, yang menjadi sumber pangan bagi manusia dan hewan.
Air dan Pertumbuhan Ekonomi
Air juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Industri membutuhkan air untuk proses produksi, mulai dari manufaktur hingga energi. Sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi banyak negara, sangat bergantung pada ketersediaan air untuk irigasi. Kekurangan air atau polusi air dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesehatan ekonomi suatu wilayah.
Tantangan dan Pengelolaan Air
Meskipun air adalah sumber daya yang melimpah, distribusinya tidak merata di seluruh dunia. Beberapa wilayah mengalami kekurangan air bersih, yang berdampak pada kesehatan dan kualitas hidup penduduknya. Polusi air, perubahan iklim, dan eksploitasi berlebihan juga menjadi tantangan besar dalam pengelolaan sumber daya air.
Untuk menghadapi tantangan ini, pengelolaan air yang bijak dan berkelanjutan sangat diperlukan. Ini termasuk upaya konservasi, perlindungan sumber air dari polusi, serta pengembangan teknologi untuk pengolahan air agar tetap dapat diakses oleh semua orang.
Air adalah sumber daya yang vital dan tak tergantikan bagi kehidupan di Bumi. Menjaga dan melestarikan sumber air adalah tanggung jawab bersama agar generasi mendatang dapat terus menikmati manfaat dari air.