PERTAMA-tama, kita janganlah galau, takut, dan mudah kecewa.
Usku Agung KAJ Mgr. Ignatius Suharyo menjadi selebran utama bersama empat imam yang berkarya di KAJ Misa Hari Komunikasi Sedunia pada 27 Mei 2017 di Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga -Katedral Jakarta. Misa tersebut dipenuhi umat yang duduk mulai dari bangku terdepan sampai belakang, termasuk ruangan luar di halaman kiri kanan gereja yang kini masuk kategori Cagar Budaya tersebut.
Baca juga:
- Hari Komunikasi Sedunia ke-51 di KAJ: Misa, Hasil Lomba INMI dan HIDUP Awards 2017 (1)
- INMI dan HIDUP Awards 2017, Kiat Komisi Komsos KAJ Semangati Umat Katolik Jadi Penyebar Kabar Baik (2)
Dalam homilinya, Mgr. Suharyo mengaitkan dengan Bacaan I (Kis 1:12-14).
Usai kebangkitan Yesus, maka para rasul berkumpul sehati seiman dalam doa bersama dengan beberapa perempuan serta Bunda Maria. Menurut Uskup Agung KAJ sejak 28 Juni 2010 ini, ada tiga perasaan yang berkecamuk di dalam hati para rasul saat itu.
- Pertama, mereka galau dengan penerimaan tugas besar yang tidak jelas pada saat Pentakosta, ketika Roh Kudus turun atas mereka. Saat itu, para rasul didapuk untuk menjadi saksi Injil sampai ke ujung bumi.
- Kedua, ada rasa takut membelenggu mereka. Karena itu, para rasul tersebut lalu berkumpul di ruangan tertutup lantaran didera ketakutan terhadap masyarakat sekitarnya: orang Yahudi.
- Ketiga, sepertinya mereka memendam rasa kecewa seperti diceritakan dalam kisah dua murid yang menuju Emaus. Yesus yang mereka harapkan jadi penyelamat ternayata malah mati di kayu salib.
Tekun dalam doa
Maka bisa dikatakan, demikian kata Mgr. Ignatius Suharyo, para rasul tersebut mengalami rasa lumpuh secara mental dan spiritual. Demikian titik simpul uskup agung kelahiran Sedayu, DIY, 9 Juli 1950 ini.
Dalam keadaan seperti itu, para rasul lalu dengan tekun berdoa bersama Bunda Maria. Karena bersama Maria, maka doa yang dilakukan adalah doa dalam batin atau dalam iman. Mereka meneladani iman Maria yang terkenal dengan ungkapan imannya “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Fiat mihi voluntas tua).
Maria yang pernah berada pada situasi yang rumit sebelumnya mengajari para rasul untuk mengucapkan doa yang sama. Mereka bersama menyuarakan kidung harapan (Magnificat).
Roh Kudus tiba di Batavia 210 tahun lalu
Seperti halnya Roh Kudus yang hadir ke atas para rasul, maka Roh Kudus juga tiba di Jakarta yang waktu itu bernama Batavia pada tanggal 8 Mei 1807. Itulah momennya ketika di Batavia waktu itu mulai berdiri Prefektur Apostolik Batavia sebagai cikal bakal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Pada tahun ini, misi awal katolik di Jakarta diperingati sebagai Perayaan Iman Memperingati 210 Tahun KAJ.
Mengkomunikasikan iman dan harapan
Doa harapan Maria juga disuarakan kembali oleh Paus Fransiskus di tahun 2017 ini ketika ingin menanggapi situasi dan kondisi yang penuh tantangan saat ini. “Jangan takut menghadapi tantangan zaman,” demikian ajakan paus Jesuit pertama dan paus pertama yang berasal dari luar benua Eropa ini.
Paus Fransiskus meminta agar umat Katolik terus komunikasikan iman dan harapan.
Baca juga:
- Pesan Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sedunia ke-51 Tahun 2017
- Alur Pikir Pesan Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sedunia ke-51 Tahun 2017
Komunikasi iman adalah memberi kesaksian bahwa Allah adalah kasih. Hal serupa juga sudah diserukan oleh Paus Emeritus Benedictus XVI dengan ensiklik Deus Caritas Est (Allah adalah Kasih) yang dirilis pada tanggal 25 Desember 2005.
“Seruan tersebut sangat relevan pada situasi saat ini dimana ada yang mengatasnamakan Allah untuk menyebarkan kebencian dan kekerasan, malah saling membunuh. Di dalam kasih tidak ada balas dendam, tidak ada rasa benci, apalagi keinginan saling membunuh,” tegas uskup ahli teologi kitab suci lulusan Universitas Urbaniana 1981 ini.
Kita juga memiliki harapan meneladani Bunda Maria. Harapan yang dilandasi pada keyakinan iman bahwa karya yang baik dari Allah pasti akan diselesaikanNya.
“Walaupun saat ini seakan kebenaran kalah melawan kebohongan sehingga orang menjadi kecil hati dan mudah berputus asa, yakinlah dengan harapan, kebenaran akan muncul entah kapan,” ungkap Uskup KAJ yang meneruskan tongkat kegembalaan di KAJ ini dari Kardinal Julius Darmaatmadja SJ ini.
“Allah akan selesaikan pekerjaan-Nya yang baik,” tegasnya sekali lagi dan mengajak umat agar tekun dan setia walaupun hasil belum kelihatan.
Baca juga:
- INMI Awards 2016 untuk Media Cetak dan Warta Paroki se-KAJ
- INMI Awards: “Merasul” Paroki Bojong Indah, Majalah Terbaik 2016 se-KAJ
Seperti halnya Roh Kudus yang dijanjikan kepada para rasul dan ditepati Allah, Roh Kudus juga akan membebaskan kita dari perasaan takut, galau, dan kecewa menjadi gembira dan semangat menjadi saksi-saksi iman dan pengharapan.
Demikian materi homili singkat, jelas, dan sangat yang diurai Mgr. Suharyo di paparan homilinya saat bersama para penggiat komunikasi sosial di segenap paroki di KAJ merayakan Hari Komunikasi Sedunia ke-51 di Gereja Katedral Jakarta.