Senin, 27 Februari 2023
- Im. 19:1-2,11-18.
- Mzm. 19:8,9,10,15.
- Mat. 25:31-46.
St. Laurensius adalah salah satu dari tujuh diakon agung yang bekerja membantu Paus St. Sixtus II (257-258) di Roma.
Ia diberi tugas mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada orang-orang miskin di seluruh kota Roma.
Prefek kota Roma menuduh bahwa Gereja mempunyai kekayaan yang besar dan mendapat laporan bahwa Laurensius lah yang mengurus semua kekayaan itu.
Ia lalu meminta Laurentius agar secepatnya menyerahkan semua kekayaan itu kepada penguasa Roma.
Laurensius meminta waktu tiga hari, dan dalam waktu tiga hari itu, ia mengumpulkan orang-orang miskin dan membagi-bagikan kekayaan Gereja kepada mereka.
Pada hari ketiga, ia memimpin orang-orang miskin ke hadapan Prefek Roma.
Kepada penguasa Roma itu, Laurensius berkata, “Tuanku, inilah harta kekayaan Gereja yang saya jaga. Terimalah dan peliharalah mereka dengan sebaik-baiknya.”
Karena perbuatannya tersebut, ia ditangkap lalu dieksekusi dengan dipanggang di atas terali besi yang panas membara.
St. Laurensius sampai berani mengatakan bahwa orang miskin adalah kekayaan Gereja, karena ia mampu melihat dan mengalami Yesus yang hadir dan ikut menderita di dalam penderitaan orang-orang miskin.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Kunci untuk memperoleh kehidupan kekal ada dalam hidup saat ini dan terletak dalam tindakan kepada orang yang hina.
Cukup hanya beriman kepada Yesus dan berbuat kasih, bukan untuk pamer atau dipuji.orang namun supaya orang yang menderita mendapatkan penghiburan dan kasih sayang.
Ketaatan dalam menjalankan aturan agama belum menjamin hidup selamat, jika tidak disertai dengan cinta yang tulus bagi mereka yang miskin dan menderita.
Hanya perbuatan kasih kepada mereka yang sakit, yang ada dipenjara, yang lapar dan yang haus, serta iman kepada Yesus sebagai harta yang akan menjamin kehidupan kekal.
Bagaimana dengan diriku? Apakah aku peduli dan mau berbagi dari milikku sendiri untuk mereka yang berkekurangan?