Harta yang Terpendam dan Mutiara

0
620 views
Ilustrasi - Harta kekayaan berupa uang berlimpah. (Catholic.com)

Rabu, 27 Juli 2022

  • Yer. 15:10,16-21.
  • Mzm. 59:2-3,4-5a,10-11,17-18.
  • Mat. 13:44-46.

ABRAHAM Lincoln pernah mengatakan bahwa “Sebagian besar orang merasa bahagia karena keputusan yang mereka buat sendiri”.

Dari pernyataan yang Lincoln sampaikan ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa setiap orang yang hidup di dunia ini berhak untuk membuat keputusan di dalam hidup mereka masing-masing.

Ketika seorang individu memutuskan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan yang dirinya putuskan, maka dia akan merasakan kebahagiaan sejati.

Berbeda jika kita hidup untuk menjalankan keinginan atau keputusan yang dibuat oleh orang lain, yang pasti kita tidak akan merasakan kebahagiaan sejati dan tidak merasa menjalani kehidupan sepenuhnya.

Ini juga mengindikasikan bahwa setiap orang memiliki tujuan, pilihan hidup, standar kebahagiaan dan impian tersendiri di dalam hidup, yang dapat membawa mereka pada kebahagiaan sejati.

Seorang bapak mengeluhkan tentang pilihan hidup anaknya, yang memilih lelaki yang kurang berkenan di hati orang tuanya.

Beberapa kali disampaikan tentang harapan orang tua dalam memilih pasangan hidup, namun itu tidak mengubah sedikit pun keputusan anaknya.

Semakin ditentang anak itu, semakin menunjukkan komitmennya dan niatnya untuk hidup bersama lelaki pilihannya.

Bahkan ketika orang tua, membatasi keuangan dan fasilitas untuk anaknya, sedikitpun tidak menyurutkan langkahnya.

“Mencintai itu perlu pengorbanan, dan ketetapan hati bukan hanya soal perasan suka dan tidak suka, melainkan sebuah keputusan,” kata anak itu.

“Meski banyak tantangan dan rintangan, saya akan tetap melangkah,”tegasnya.

“Tidak ada satu pun orang yang berhak untuk mengacaukan pilihan yang sangat saya percayai. Dari setiap pilihan yang saya yakni, hanya diri saya sendirilah yang begitu paham tentang kebaikan dan keburukan dari pilihan tersebut.

Saya tidak akan mengambil risiko untuk menjalani sesuatu hal yang tidak saya yakini,”tegasya lagi

Kebulatan tekad anaknya itu membuat orangtua, “mengalah” dan memberikan restu dan dukungan, karena bagi mereka, kebahagiaan anaklah yang paling utama.

Hidup dengan pilihan sendiri itu, akan memberi kekuatan untuk bertanggungjawab atas apa yang akan terjadi.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian,

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi.

Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.

Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Perumpamaan yang diberikan Tuhan disini tentang Kerajaan Surga adalah tentang orang yang tergila-gila akan sesuatu yang kemudian rela menjual segala sesuatunya demi mendapatkan apa yang diinginkannya.

Uniknya Tuhan menyamakan kedua orang ini dengan Kerajaan Surga.

Ini adalah potret perjalanan iman kita.

Yang satu ringan dan mudah-seperti menemukan “harta terpendam” di lahannya sendiri.

Yang lain menempuh jalan yang lebih berat dan sukar-seperti pedagang mencari “mutiara yang indah”.

Namun, keduanya sama-sama mempertaruhkan segala miliknya dengan sukacita demi kemuliaan yang diperolehnya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku rela meninggalkan segala sesuatu demi mengejar Dia, harta yang kebih berharga dari harta dunia?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here