Hartaku

0
185 views
Ilustrasi - Ngepak barang-barang sebelum pindah tugas. (Ist)

Renungan Harian
Minggu, 11 Juli 2021
Hari Minggu Biasa XV
Bacaan I: Am. 7: 12-15
Bacaan II: Ef. 1: 3-4
Injil: Mrk. 6: 7-13
 
BEBERAPA pekan lalu, sebagian besar imam diosesan Keuskupan Bandung telah menerima Surat Keputusan tentang pengutusan baru. Hampir semua dari kami yang menerima pengutusan baru berpindah tempat perutusan, kecuali saya yang hanya bertukar tanggungjawab.

Melihat rekan imam yang berpindah tempat, saya membayangkan kembali ketika saya mendapatkan pengutusan di tempat yang baru.

Saya mengingat kembali apa yang saya lakukan ketika menerima pengutusan di tempat yang baru.
 
Saat saya mengingat-ingat apa yang menyita waktu dan tenaga saya. Ternyata bukan soal memahami pengutusan baru yang saya terima, tetapi packing barang-barang yang akan saya bawa pindah.

Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk membereskan barang-barang saya. Itu baru soal packing, belum lagi saya memikirkan bagaimana saya membawa barang-barang itu ke tempat yang baru.
 
Memang untuk menjalani pengutusan di tempat baru, diberi waktu beberapa hari untuk membereskan barang-barang dan segala sesuatu berkaitan dengan perpindahan.

Saya bertanya pada diriku sendiri: “Seandainya aku ditugaskan di tempat baru dan besok harus berangkat apa yang aku aku lakukan? Apakah aku berani untuk segera pergi tanpa berpikir harus membawa barang ini dan itu? Sebenarnya lebih tepat aku bertanya apakah aku merelakan untuk meninggalkan barang-barangku?”

Dulu saya selalu ngomong kalau saya diminta pindah, saya hanya butuh waktu sehari untuk membereskan barang dan pergi.

Ternyata itu belum pernah terjadi.
 
Saya melihat betapa memprihatinkan diriku berhadapan dengan pengutusan baru. Aku selalu berpikir bahwa diriku menjadi orang yang taat, mudah dan terbuka untuk diutus kemanapun serta lepas bebas, bila menerima perutusan.

Barang-barangku ternyata bisa menjadi hambatanku untuk lepas bebas menerima pengutusan. Sampai saat  saya merenungkan hal ini, dalam hati saya masih berat dengan barang-barang untuk begitu saja dilepaskan, meskipun saya sadar bahwa itu menghabatku untuk lepas bebas.

Dalam hati, aku masih berkata: “Suatu saat aku membutuhkan barang-barang itu.”
 
Sabda Tuhan hari ini menegur saya agar saya bersikap lepas bebas, dan sungguh-sungguh bergantung pada penyelenggaraan ilahi.

Ketika menerima pengutusan baru seharusnya sibuk menyiapkan diri dan berpantas diri untuk menjalankan perutusan baru, sedang hal-hal lain serahkan pada Dia yang telah memberikan perutusan.

“Ia berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh  memakai dua baju.”
 
Tuhan bantulah orang yang telah Kau pilih ini.

“Berilah cinta dan rahmat-Mu cukup sudah itu bagiku.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here