Haruskah Aku Membalas Dendam?

0
512 views
Mendiang Santo Johannes Paulus II mengampuni Mehmet Ali Aqsa yang pernah mencoba ingin membunuhnya dengan menembak dada Sri Paus di pelataran Basilika Santo Petrus. (Ist)

Puncta 09.09.21
Kamis Biasa XXIII
Lukas 6: 27-38

MONSIEUR Madeleine adalah nama baru Jean Valjean setelah dibebaskan dari penjara. Ia hidup secara baru setelah ditolong oleh Uskup Mgr. Bienvenu yang menyadarkan arti kejujuran, kebaikan dan belaskasih.

Ia berhasil menjadi orang terkaya di Vigau dan bahkan menjadi walikota. Ia melakukan kebaikan kepada semua warganya. Ia membangun bengkel-bengkel kerja, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas lainnya.

Namun seorang inspektur polisi, Kolonel Javert selalu mengejar dia dan ingin menjebloskannya dalam penjara.

Disinilah kisah utama Les Misérables mengalir. Orang yang selalu berbuat baik, namun diburu untuk dipersalahkan.

Di Vigau, ia menolong Fantine,seorang pelacur yang punya anak di luar nikah. Di Paris ia memberi makanan dan pakaian kepada orang-orang miskin, gelandangan, anak yatim.

Dalam situasi revolusi yang kacau, Valjean sebenarnya punya kesempatan untuk membalas dendam.

Ia bisa membunuh Javert. “Engkau telah mati sekarang. Doooor…” terdengar suara pistol ditembakkan ke atas.

Valjean membebaskan dan mengampuni orang yang memusuhinya itu. Ia melepaskan Javert dari amuk dan amarah para pejuang revolusi.

Kisah ini mirip cerita Saul dan Daud. Saul penuh amarah ingin menangkap dan membunuh Daud.

Daud menjadi buron.

Tetapi Daud punya kesempatan emas membunuh Saul dengan pedang. Nyawa Saul ada di ujung pedangnya.

Tetapi Daud melepaskan Saul. Ia mengampuni orang yang memusuhi dan ingin membunuhnya.

Kebaikan hati dan keluhuran budi seperti Daud itu diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya.

Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi mereka yang mencaci kalian.bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain.”

Inilah ajaran kasih yang terus menerus dihidupi oleh murid-murid Yesus.

Santo Yohanes Paulus II mewujudkan kasih ini dengan mengampuni orang yang menembaknya di lapangan Santo Petrus.

Santo Bapa mengunjungi Mehmet Ali Agca di penjara. Ia mengampuni dan memeluk dengan kasih pembunuhnya.

Inilah ajaran paling luhur dalam iman kita. Yesus mengajari kita untuk bermurah hati sebagaimana Bapa murah hati adanya.

Kalau kita punya niat yang tulus, pasti bisa mewujudkannya. Maukah kita mengampuni dan mengasihi mereka yang membenci kita?

Bunga indah tumbuh di rerumputan.
Tak pernah layu walau kepanasan.
Kasih mewujud dalam pengampunan.
Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Cawas, belajar mengampuni.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here