Bacaan 1: Yeh 12:1 – 12
Injil: Mat 18:21 – 19:1
KALAU berpikir secara manusiawi, kami tentu tidak bisa menerima anak kami dibunuh secara keji seperti itu, yang ada kami ingin membalas dendam perbuatan mereka,” kata Suroto saat dihubungi Tempo, Senin, 10 Maret 2014.
Orangtua Ade Sara Angelina, Suroto, memaafkan Ahmad Imam Al Hafidt dan Assyifa Ramadhani sebagai pelaku pembunuh anak semata wayang mereka, anak harapan saat pensiun nanti.
Banyak orang bertanya mengapa mereka dengan mudah memaafkan kedua pelaku.
Suroto, ayah mendiang Ade Sara 19 tahun, memberi alasannya bahwa pemaafan yang dilakukannya adalah pengewajantahan perintah Tuhan Yesus. “Dalam Doa Bapa Kami, ada kalimat untuk memaafkan orang yang bersalah,” kata dia.
Pengampunan menjadi salah satu ciri khas dan keunggulan pengajaran Yesus. Namun di saat yang sama, pengampunan menjadi hal yang paling sulit untuk dilakukan.
Dalam pengajaran tentang pengampunan atau Kerajaan Allah, Tuhan Yesus memberi perumpamaan seorang hamba yang berhutang 10,000 talenta (1 talenta = 6000 dinar, jika 1 dinar = upah sehari atau kira-kira Rp 150,000 untuk upah sehari tukang di Bogor, maka 10,000 talenta = Rp, 9 Trilliun), sungguh uang yang banyak sekali.
Makna perumpamaan tersebut secara teologis berarti, di hadapan Allah manusia berutang yang tidak mungkin terlunasi. Karena tak bisa membayar, semestinya ia beserta seluruh keluarganya akan dihukum, namun dikisahkan bahwa Raja mengampuninya bahkan menghapuskan hutangnya, sebab ia sujud mohon ampun.
Namun celakanya ia justru malah menghukum seseorang lain yang berhutang kepadanya hanya 100 dinar saja (kira-kira Rp 15,000,000), bandingkan Rp 9 Trilliun dengan Rp 15 juta. Inilah sikap buruk manusia.
Atas sikap pemberontakan atau penolakan firman Allah dari umat-Nya Israel, Allah masih berbaik hati memberi kesempatan bangsa itu untuk bertobat.
Tindakan simbolis yang diperintahkan-Nya kepada Yehezkiel untuk memperagakan bagaimana bangsa itu dihukum dibuang ke Babel bersama rajanya Zedekia yang dibuat buta ternyata tidak membuat insaf namun justru ditertawakan.
Pesan Hari Ini:
Tuhan Yesus menolak hukum balas dendam dan menggantinya dengan pengampunan tanpa batas, tujuh puluh kali tujuh kali. Memilih untuk mengampuni bukan berarti saya menyetujui dosa dan membenarkan ketidakadilan yang dilakukan orang terhadapku. Pengampunan justru memberiku rasa belas kasih Allah serta “jalan menuju Keselamatan Kekal”. Maka saya harus mengampuni, supaya saya juga diampuni sebab Ia sudah lebih dulu mengampuniku.
“Ubah luka Anda menjadi kebijaksanaan” – Oprah Winfrey
Bersatu Melawan Coronavirus dengan mengenakan masker serta jaga jarak