“Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” (Rm 7, 23)
PARA siswa sudah tahu bahwa para guru mengajarkan dan mengajak mereka bersikap jujur; namun toh banyak juga siswa yang masih mencontek saat ulangan atau ujian. Banyak orang tahu bahwa mencuri itu merupakan suatu kejahatan; namun demikian banyak orang masih saja melakukannya lewat korupsi atau mengambil sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Hormat terhadap orang tua merupakan adat yang diajarkan kepada banyak orang; namun banyak juga anak-anak yang tidak melakukannya atau menyingkirkan orang tuanya.
Dalam diri manusia ada akal budi yang merupakan anugerah Allah. Dengan akal budinya manusia mampu mengerti dan memahami banyak hal. Dengan akal budinya, manusia bisa memahami hukum Allah yang bisa menjadi pegangan dan arah kehidupan manusia untuk hidup baik dan benar. Bahkan manusia masih memiliki hati nurani, yang selalu menegur dan mengingatkan manusia agar tidak jatuh dalam kejahatan dan dosa.
Namun demikian fungsi akal budi dan peran hati nurani tersebut sering dikalahkan sering dikalahkan oleh hukum-hukum lain yang sering bertentangan dengan rencana dan kehendak Allah. Hukum lain yang sering mengalir dari berbagai macam keinginan yang tidak teratur atau nafsu yang tidak terkendali. Hukum yang mengarahkan manusia mengejar kesenangan atau hiburan sesaat; hukum yang mendorong manusia mencari kepuasan hidup secara duniawi. Akal budi sering tidak berfungsi dan hati nurani menjadi tumpul. Akibatnya manusia jatuh ke dalam kejahatan dan dosa, karena mengikuti hukum lain yang ada di dalam tubuh.
Sejauh mana, hukum lain itu sering mengalahkan akal budi dan hati nurani dalam tubuhku? Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)