Hati Banowati yang Mendua

0
384 views
Ilustrasi. (ist)

Puncta 06.11.21
Sabtu Biasa XXXI
Lukas 16: 9-15

BANOWATI secara de iure adalah isteri Duryudana, penguasa di Astina. Namun hatinya sangat mencintai Arjuna. Ia tinggal di taman keputren Negeri Astina. Namun dia juga bertindak sebagai “telik sandi” atau mata-mata bagi para Pandawa.

Walaupun dia ada di pihak Astina, namun dia berharap Pandawalah yang menang dalam Perang Baratayuda, sehingga dia bisa kembali ke pelukan Arjuna.

Banowati adalah perempuan yang mengabdi pada dua tuan.

Dia menginjakkan kaki di dua tempat. Kaki yang satu menjadi isteri Sang Kurupati. Kaki yang lain condong kepada Arjuna, belahan jiwanya.

Sejak awal dia pernah berjanji kepada Arjuna. Kendati dia diambil permaisuri oleh Pangeran Jaka Pitana, namun dia akan selalu berpihak kepada para Pandawa.

Janji itu dipenuhi saat Duryudana dan para Kurawa gugur, ia bersatu kembali dengan isteri-isteri Pandawa.

Yesus berkata, “Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.”

Kepercayaan dan kejujuran tidak bisa dibagi-bagi. Kesetiaan total harus diberikan kepada salah satu. Kita tidak bisa mengabdi dan setia kepada Allah dan kepada mamon.

Mengabdi kepada harta benda sering membuat orang tidak jujur.

Seperti Banowati itu, ia berpura-pura mencintai Suyudana. Padahal hatinya lebih mengasihi Arjuna.

Segala tindakannya dilakukan dengan pura-pura, tidak setulus hati. Hal itu nampak ketika para Kurawa mati di medan perang, Banowati tersenyum sinis sambil bergumam dalam hati, ”Habislah riwayatmu di tangan Ksatria Pandawa.”

Tak mungkin bagi kita mengabdi kepada Allah sekaligus kepada mamon.

Kalau kita sedang bergelimang sukacita harta dunia, kita melupakan Allah. Tetapi kalau kita sedang sekarat jauh dari harta, kita merintih dan mengaduh kepada Allah.

Yesus pernah bersabda, “Carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya akan diberikannya kepadamu.”

Apakah kita sudah bersungguh-sungguh mencari Kerajaan Allah dan mengabdi Allah dengan segenap hati?

Ataukah hati kita masih condong pada kenikmatan duniawi?

Waspadalah mamon tidak akan membawa anda sampai kepada keselamatan kekal. Mamon hanya bisa mengantar kita sampai di liang kubur. Setelah itu dia tidak akan menyertai kita.

Mamon harus ditinggalkan, karena hanya Allah yang pantas disembah.

Jalan tol merenggut nyawa lagi.
Kita berduka ditinggal Vannesa.
Lebih baik mencari harta surgawi.
Harta dunia hanya semu semata.

Cawas, mengabdi Allah saja….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here