KEMARIN, Jumat, 3 Juni, Hari Raya Hati Kudus Yesus. Bacaan Injil dari Lukas 15 tetang 99 domba yang baik dan satu yang sesat. Paus Fransiskus pernah menjelaskan teks itu dengan menunjuk pada Hati Allah Bapa. Hati Bapa itu cemas akan satu domba yang hilang. Ia tidak bisa dihibur oleh 99 domba yang baik. Bahwa masih ada 99 domba yang baik-baik, itu pun tidak bisa menahan Hati-Nya untuk pergi mencari seekor yang sesat itu.
Bapa tidak mau ada satu orang pun dari anak-anaknya yang hilang. Hati Bapa tetap sedih kalau masih ada satu orang yang belum ditemukan. Dalam Yoh. 6:39, Yesus mengatakan, “Bapa menghendaki bahwa semua orang yang telah diberikan kepada-Ku, tidak ada yang hilang.”
Abraham dan Iskhak
Dalam Kisah Abraham mengorbankan Ishak, revelasi tentang Hati Bapa melalui hati Abraham itu lebih terasa lagi. Abraham sangat sedih dan menderita sengsara yang luar biasa ketika harus mengorbankan anaknya, Ishak. Walaupun akhirnya Ishak tidak jadi dikorbankan, namun kesedihan dan menderitaan Abraham itu sungguh-sungguh dialaminya.
Tetapi jangan-jangan kisah itu hanyalah pewahyuan dari Hati Bapa juga. Allah mau mengatakan bahwa begitulah sedihnya dan menderitanya kalau harus mengorbankan anak. Allah Bapa sungguh menderita karena Anak-Nya mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
(Orang kristis akan mengatakan: tetapi mengapa harus begitu Allah Bapa? Apakah tidak ada cara lain? Salah-Mu sendiri menderita. Kan semuanya Kamu sendiri yang mengatur).
Saya tidak berani mengajukan pertanyaan itu kepada Allah Bapa. Yang tersedia pada kita adalah data-data wahyu seperti adanya dalam Kitab Suci.
Kesedihan hati Abraham adalah pewahyuan dari kesedihan hati Bapa. Dan dalam perumpamaan 99 domba baik dan satu sesat itu, diungkapkan lagi misteri Hati Bapa yang terus mencari anak-anak-Nya. Demikian pula Hati Bapa diwahyuan dalam perumpamaan anak yang hilang dalam Lukas 15 juga. Lanjutan dari domba yang hilang itu.
Semua perumpamaan itu diungkapkan dari Hati Yesus yang mengenal dan merasakan Hati Bapa itu bagaimana. Hati Yesus menjelaskan Hati Bapa-Nya yang aneh. Satu domba hilang saja bingung dan terus ingin mencari, padahal ia masih punya 99 ekor. Orang lain ( atau bapa-bapa dari anak lain) bisa mengatakan, biar saja domba itu hilang. Masih ada 99 ekor. Dan kalau ada yang beranak, bisa lengkap jadi 100 lagi. Kalau dari 99 ekor itu, 70 ekor betina, maka bisa ketambahan 70 ekor lagi. Mengapa pusing dengan 1 ekor itu. Tetapi Bapa-Nya Yesus tidak bisa begitu.
Perumpamaan tentang “Anak Hilang”
Dalam perumpamaan anak hilang juga sama. Bapak–bapak lain akan menghajar anak nakal itu sampai bapak belur. Dan kalau anak itu bilang: “Bapa, saya tidak pantas disebut anak Bapa.”
Maka, bapak itu akan mengatakan: “Memang begitu! Anak kurang ajar.”
Tetapi Bapa-Nya Yesus yang aneh itu, anak nakal masih jauh saja, Bapa itu sudah keluar rumah (karena setiap hari memang ia menatap halaman rumah itu untuk menunggu anaknya pulang) menyambutnya, memeluknya, memberikan sepatu baru, cincin… potong sapi yang paling gemuk.. pesta… Bahhh! Tidak heran kalau anak sulung itu marah dan tidak mau masuk rumah. Begitulah Bapa Yesus yang aneh itu.
Stasi Koka, Kembes
Kemarin hari Jumat pertama Hari Raya Hati Kudus Yesus, saya misa di Stasi Koka, Kembes. Yang hadir cuma sedikit. Itu pun lebih banyak anak-anak kecil, ibu-ibu dan satu dua orang bapak-bapak. Tetapi saya tetap menjelaskan tentang Hati Bapa dan Hati Yesus dengan semangat.
Dan saya beri ilustrasi hati seorang bapa di Jepang yang sangat sedih kehilangan anaknya laki-laki berumur 7 tahun tersesat di hutan. Bapak itu semula berniat menghukum anaknya yang sangat nakal (katanya melempari mobil orang) dengan cara diturunkan di jalan, padahal mereka ada di jalan di tengah hutan.
Setelah 500 meter, bapak itu balik lagi untuk ambil anaknya. Tetapi anak nakal itu sudah menghilang di hutan. Memang benar-benar anak nakal! Bapaknya pikir, anak itu akan berdiri saja di pinggir jalan, atau berjalan kaki menyusuri jalan aspal itu. Atau menunggu mobil lain lewat dan menumpang; atau bapaknya akan balik lagi mengambilnya.
Dari hari Sabtu tanggal 28 Mei sampai sampai hari Jumat tanggal 3 Juni baru ditemukan. Dan selama 6 hari itu pasti bapak dan ibunya tidak pernah bisa tidur, tidak ada selera makan dan menangis terus. Bahkan seluruh Jepang mengikuti berita anak hilang itu. Televisi juga menyiarkan bagaimana banyak sekali orang dan pasukan dikerahkan untuk menyisir hutan itu supanya bisa menemukan anak itu: dalam keadaan hidup atau mati; dalam keadaan sehat atau sakit.
Puji Tuhan, akhirnya anak itu ditemukan, dalam keadaan hidup dan sehat. Dan ayahnya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Jepang karena telah membuat repot banyak orang. Ia juga menangis karena hampir kehilangan anak, dan bahagia karena sudah menemukannya lagi.
Saya yakin, setiap bapak (apalagi ibu) yang kehilangan anak, pasti akan merasakan kesedihan yang sama. Kesedihan hati ibu lebih parah lagi.
Dan Yesus akan bilang: “Kalau kamu manusia berdosa saja bisa merasakan begitu, apalagi Bapa-Mu di sorga”.