Hati yang Murni

0
525 views
Ilustrasi: Jangan terlena oleh gosip. (Ist)

Rabu, 9 Februari 2022

  • 1Raj. 10:1-10.
  • Mzm: 37:5-6.30-31.39-40.
  • Mrk. 7:14-23

MANUSIA bisa dibilang mahkluk yang paling susah untuk dimengerti. Sampai ada ungkapan “Dalamnya laut dapat diduga, dalam hati siapa yang tahu?” mengartikan bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui isi hati orang lain sedekat apa pun relasi yang terjalin.

Isi hati akan terungkap dalam bentuk perbuatan nyata dari orang tersebut, sehingga setiap perbuatan adalah cerminan dari isi hati orang tersebut.

“Saya sebelum ini tidak pernah aktif di gereja. Hidup saya penuh kerja dan kerja untuk rumah tanggaku,” kata seorang bapak.

“Bukan saya tidak punya waktu. Namun memang saya tidak ingin, karena sering di gereja justru saya alami konflik yang tidak perlu. Banyak orang yang suka ribut, banyak gosip berseliweran,” lanjutnya.

“Namun saya menyadari, meski ada konflik dan banyak gosip, saya perlu melibatkan diri di Gereja untuk bertumbuh bersama dalam segala dinamikanya,” ujarnya.

“Jika saya tidak bisa menghentikan keributan dan gosip yang berseliweran, minimal saya tidak ikut-ikutan dalam kemunafikan itu,” ujarnya.

“Ibarat sekeranjang buah mangga, walau di luar kelihatannya begitu bagus semua tetapi kemungkinan di dalamnya ada yang busuk,” ujarnya.

“Demikian juga banyak orang rajin ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi dan sakramen-sakramen lainnya, masuk dalam persekutuan doa, aktif dalam pelayanan tertentu tetapi hatinya masih dikuasai kejahatan dan hawa nafsu,” katanya.

“Sering kali mereka berpikir bahwa dengan partisipasi aktif dalam kehidupan menggereja sudah menjadi jaminan kelayakan di hadirat Tuhan,” lanjutnya.

“Di dalam hati ada kesombongan, bahkan keserakahan yang melawan warta cinta kasih yang sering diucapkan,”katanya lagi

“Orang justru jatuh dalam dosa karena hatinya kotor. Hati mempengaruhi pikiran untuk berlaku jahat. Hati yang jahat lebih menajiskan,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Kejahatan itu sebenarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi sudah ada lebih dahulu dalam hati manusia. Bahkan bisa dikatakan dosa atau kejahatan itu adalah buah dari hati yang jahat.

Ketika hati kita dipenuhi dengan kasih dan damai sejahtera, maka perilaku dan kata-kata yang keluar dari hati dan lewat mulut kita, penuh dengan persahabatan, kasih dan kebijaksanaan.

Sebaliknya ketika hati kita dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian, maka prilaku dan kata-kata kita penuh dengan sumpah serapah, kegaduhan dan permusuhan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah hatiku dipenuhi dengan kebaikan atau kejahatan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here