HATI memegang peranan istimewa dalam hidup manusia. Letaknya tersembunyi dan penuh misteri. Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati tiada yang sanggup menyelami.
Meski kecil dan tersembunyi, hati dapat menyimpan rahasia yang luar biasa besarnya. Santa Teresa dari Avila mengatakan bahwa hati adalah istana, tempat berdiamnya Tuhan, Raja yang Mahakuasa.
Allah yang tidak dapat ditampung oleh dunia berkenan tinggal di dalam hati manusia. Betapa luar biasanya hati. Manusia perlu menjaga kualitasnya.
Untuk itu, orang dapat belajar dari Tuhan Yesus yang memiliki dan menyimpan hati Allah yang mahakudus. Dari dalam hati-Nya mengalir segala kehendak-Nya.
Pada Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus, kita diajak untuk mengenal hati Allah.
Bacaan pertama (Ulangan 7:6-11) mewartakan Allah yang setia (Ulangan 7:8.9). Dia menuntut kesetiaan pula (Ulangan 7:10-11).
Santo Yohanes menegaskan bahwa Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:16). Hati-Nya adalah sumber kasih.
Yesus memperkenalkam diri-Nya sebagai yang lemah lembut dan rendah hati (Matius 11: 29). Tuhan Allah berkenan kepada-Nya (Matius 11:25-26). Memang, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (Yakobus 4:6).
Tuhan Yesus mewujudkan dan memberikan hati-Nya kepada siapa pun yang datang kepada-Nya (Matius 11:28-30). Dia yang berada di tempat mahatinggi berkenan turun ke dunia; menjadi manusia untuk melakukan kehendak Bapa-Nya (Yohanes 6:38).
Minimal ada dua ciri kerendahan hati.
Pertama, turun dan meninggalkan tempatnya yang tinggi untuk mendatangi mereka yang berada di bawah.
Kedua, siap melakukan kehendak orang lain; sesuatu yang kerap bertentangan dengan kesenangan dan kepentingannya sendiri.
Keduanya telah Yesus lakukan secara sempurna. Karenanya, Dia memiliki hati yang mahakudus.
Dalam dunia yang diwarnai kesombongan dan pelbagai konflik ini, orang perlu datang kepada Yesus untuk belajar menjadi lemah lembut dan rendah hati. Jika semua orang melakukannya, niscaya terwujud perdamaian di dunia.
Jumat, 16 Juni, 2023
Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus