Bacaan 1: Flp 1:18b-26
Injil: Luk 14:1. 7-11
Setiap orang pasti memiliki sifat ‘egois’ namun berbeda dalam tingkatannya. Mereka yang memiliki tingkat egoisme tinggi dan berlebihan, dapat merugikan orang lain. Orang egois memang menjengkelkan karena ia hanya memikirkan dirinya sendiri.
Dalam filsafat, egoisme adalah pandangan dimana seseorang bertindak untuk kepentingan dan keinginannya sendiri, terutama bagi kesejahteraannya. Pada tahap normal mungkin sifat egois tidaklah mengganggu.
Hari ini saya mengajak untuk belajar dari Paulus.
Dalam penderitaan di penjara, Paulus masih memikirkan jemaatnya di Filipi. Paulus adalah cendekiawan rohani didikan Guru Besar Gamaliel dan sangat taat melaksanakan Taurat. Ia mengejar para pengikut Kristus yang dianggapnya sesat.
Namun Tuhan Yesus mengubahkan hidupnya, dari seorang yang egois secara iman Yahudi dan ahli Taurat menjadi seorang pewarta yang rendah hati.
Paulus menganggap keegoisannya sebagai ahli Taurat malah kemudian dipandangnya sebagai sampah. Dia menjadi pewarta ulung dan kita semua non Yahudi menjadi mengenal Kristus untuk memperoleh warisan kasih karunia keselamatan Allah.
Dari hidup yang berpusat pada diri sendiri bertransformasi ke hidup yang berpusat pada Tuhan serta menjadi berkat bagi yang lain.
Sebagai pelayan, antara hidup dan mati untuk Kristus atau hidup didedikasikan bagi orang lain baginya sama saja. Namun ia memilih untuk mendahulukan pelayanan terlebih dahulu.
“…bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah…”
Sedangkan Tuhan Yesus hari ini memberikan pengajaran bagaimana harus hidup dengan rendah hati.
Hal itu Ia sampaikan saat menghadiri jamuan makan di rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi.
Orang-orang berusaha duduk di tempat terhormat karena merasa dirinya lebih penting dari yang lain.
“Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Demikian sabda-Nya.
Pesan hari ini
Hidup harus menjadi berkat bagi orang lain dan mengesampingkan kepentingan sendiri.
Hiduplah dengan rendah hati agar tidak direndahkan.
“Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”